Sepanjang hidupnya, beliau acapkali menyandang sebuah peti yang ditutup rapat. Orang-orang menyangka peti itu berisi permata atau benda berharga lain. Namun, kala Shalahuddin telah wafat petinya dibuka dan ternyata hanya berisi helaian kain kafan, segumpal darah dan secarik surat wasiat. Dalam suratnya Shalahuddin berpesan, “Kafankanlah aku dengan kain kafan yang pernah dibasahi air zam-zam ini, yang pernah mengunjungi Ka'bah yang mulia dan makam Rasulullah. Tanah ini adalah sisa-sisa perang. Buatlah kepalan untuk alas kepalaku di dalam kubur.”
Baca selengkapnya »Shalahuddin Al-Ayyubi; Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis
Perang salib terjadi di sepanjang 4 dinasti, yaitu Dinasti Saljuk, Dinasti Zanki, Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamalik. Dalam rentetan panjangnya waktu itu, banyak terlahir Pahlawan-pahlawan Muslim Sejati yang berhasil memadukan pesona Islam dengan pesona kaum muslimin. Satu yang paling menonjol adalah adanya sosok Shalahuddin Al-Ayyubi.
Baca selengkapnya »Kesatria Agung Penjaga Kota Suci
Ketenteraman Yerusalem musnah seketika. Negeri damai yang dibebaskan Umar Al-Faruq seperti terobek-robek. Selama 400 tahun orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup bersama dalam kedamaian. Pasalnya demi mengikuti ajakan Paus Urbanius II pada 27 November 1095 di Dewan Clermont, lebih dari 100.000 orang Eropa bergerak ke Palestina untuk “merebut” tanah suci dari orang Islam dan mencari kekayaan yang besar di Timur.
Baca selengkapnya »