Dari sini pula kita sadar bahwa cara manusia menilai atau mensyukuri nikmat Allah SWT juga tak adil. Bila diberi kenikmatan tak pernah sama sekali berkata “ tak adil”. Bila boleh jujur tak selayaknya kita memperoleh pujian, penghargaan dan limpahan rezki dariNya. Karena merasa belum memiliki kehebatan apapun dibanding orang lain tapi Allah SWT gerakkan manusia untuk menghargai, menjanjungi atau menghormati kita. Coba bertanya dengan diri kita!!! Ketika mendapat musibah atau bencana, belum dihijabannya doa kita kenapa begitu cepat mengatakan Allah SWT tak adil?
Baca selengkapnya »Menemukan Nilai-Nilai Keadilan Ilahi di Balik Tabir Azab
Rasulullah S.A.W bersabda, “Umatku ini umat yang dirahmati, tidak ada azab bagi mereka di akhirat. Azab mereka di dunia adalah fitnah-fitnah, gempa bumi dan pembunuhan.” Meskipun hadits ini terhitung lemah dari sudut sanad dan kandungan, namun sebagian isinya selari dengan kenyataan yang sedang menimpa umat ini.
Baca selengkapnya »Pesan dari Sang Guru
Inilah sepenggal kisah dan nasehat dari Sang Guru kepada para pemimpin negeri ini dan khususnya para generasi pemuda yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa ini. Agar mampu memegang teguh prinsip “jangan sampai kasih sayang mengalahkan keadilan dan jangan pula keadilan mengalahkan kasih sayang”. Semoga kita semua mampu berlaku adil di negeri yang katanya adil namun tak adil.
Baca selengkapnya »Seluruh Relung Penjuru Adalah Negeriku
Kebenaran tak boleh goyah Meski harus berakhir di tiang gantungan atau timah panas penguasa tiran Kebenaran akan beranak-pinak Setelah sang martir Berikan senyum kemenangan Di akhir hayatnya
Baca selengkapnya »Penilaian Yang Maha Adil
Tidak ada yang maha adil memberi nilai selain Allah. Tidak ada yang lebih objektif dalam memberikan penilaian. Berbeda dengan manusia, yang penilaiannya selalu bias. Penilaian mansuia selalu mengandalkan dan mengandaikan tolok ukur yang sama. Padahal jika diperhatikan semua manusia memiliki kondisi awal yang berbeda. Bagaimana mungkin penilaian menjadi objektif dan akurat jika objek yang dinilai sudah memiliki nilai dasar atau modal nilai yang berbeda?
Baca selengkapnya »Mendefinisikan Keimanan dan Keadilan Pemimpin
Pemimpin yang mampu menghormati, menjaga dan menciptakan keharmonisan kehidupan berbangsa yang majemuk adalah pemimpin yang adil, yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Islam diturunkan sebagai agama rahmatan lil aalamiin yang adil, yang menegakkan kemaslahatan bagi seluruh elemen. Pemimpin yang beriman, menjaga keimanannya dengan bertakwa, ia akan dituntun oleh Tuhannya untuk tidak berbuat sia-sia apalagi aniaya/zhalim.
Baca selengkapnya »Menjaga Sikap Adil Sekalipun Dalam Keadaan Terzhalimi
Menjaga sikap adil terkadang merupakan sesuatu yang berat, namun akan lebih berat ketika harus menjaga sikap adil di kala kezhaliman sedang menimpa. Tentunya akan ada dorongan yang lebih kuat untuk membalas ketidakadilan dengan ketidakadilan serupa, membalas fitnah yang diterima dengan fitnah yang serupa atau bahkan melampiaskannya lebih besar lagi.
Baca selengkapnya »Dirgahayu Bangsaku: Siapa yang Harus Disalahkan Jika Keadilan Sosial Belum Merata?
Dirgahayu Bangsaku, Dirgahayu Negeriku, Dirgahayu Negaraku, Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunianya untuk bangsa dan negara kita, Indonesia. Senantiasa melindungi dan memberikan keberkahan bagi seluruh rakyatnya. (Merdeka)
Baca selengkapnya »