Alkisah ada dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir katakanlah si A dan si B. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar urat saraf, sehingga si A menampar sahabatnya si B. Sahabat B yang kena tampar, merasa sakit hati, akan tetapi ia diam tanpa berkata-kata, dia menulis kejadian itu
Baca selengkapnya »Tetesan Keridhaan
Sebuah tetesan Mengalir bagai mata air, Menemani suasana hati penuh rasa, Tuk tentramkan hati di jiwa, Mengalir penuh amarah, Ketika hati dipenuhi emosi tinggi, Tak tentu arah, Mengalir dengan ramah, Ketika hati penuh sakinah, Menyejukkan alam jiwa, Dari tempat yang tinggi Menuju kedudukan yang lebih rendah, Kala tiap titiknya menumpahkan harapan, Sadarkah engkau saudaraku, Dua tetesan yang terabadikan.
Baca selengkapnya »Untukmu yang Telah Mengajarkan Kami
Kala hati menjadi gersang, Kau datang menyirami nurani, Kala hati gundah gulana, Kau datang menentramkan jiwa, Kala hati merindukan kasih Kau datang menghampiri dengan segudang cinta, Kasihmu mengajarkan sejuta makna, Cintamu memancarkan berjuta cahaya, Kelembutanmu menyejukkan jiwa yang lemah, Ketegaranmu mengajarkan arti kehidupan untukku, Semangatmu mengajarkan arti tulus untukku.
Baca selengkapnya »Jagalah Allah, Niscaya Allah Akan Menjagamu
Beliau memulai sapaan dengan panggilan “Ya Ghulam” (wahai anak muda) kepada Ibnu Abbas. Ghulam umumnya digunakan untuk memanggil seorang anak yang menjelang dewasa, atau untuk memanggil anak yang baru dewasa. Sapaan seperti ini tentunya akan menentramkan siapapun yang disapanya, sehingga ia akan lebih bisa memperhatikan isi dari nasihat tersebut.
Baca selengkapnya »Menuju Indonesia Bahagia
“Indonesia Bahagia” sepintas kita bertanya-tanya tentang apa yang maksud dengan dua penggalan kata tersebut. Penggalan kata yang mungkin sebagian orang tidak merasa asing karena terdapat dalam teks lengkap lagu Indonesia Raya. Indonesia bahagia (menurut penulis) berarti telah tegaknya kebenaran dan tidak ada kezhaliman di bumi Indonesia sehingga warga Negara merasa aman, tenteram, sejahtera dan bahagia.
Baca selengkapnya »Meredakan Ketegangan dalam Rumah Tangga
Kondisi kehidupan keluarga sangat fluktuatif. Kadang berada dalam suasana yang bahagia, nyaman, tenteram dan tenang. Namun kadang bergolak, ada suasana ketegangan yang membuat suami dan istri tertekan secara psikologis sehingga tidak bahagia hidupnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi munculnya aneka suasana dalam kehidupan rumah tangga.
Baca selengkapnya »Merenda Ujung Penantian Kita
Galau. Risau. Atau khawatir. Itulah perasaan yang melanda sebagian besar perempuan yang sedang menanti siapakah gerangan yang akan mengajaknya mengarungi samudera bernama rumah tangga. Kebahagiaan plus tanda tanya ‘kapan ya giliranku?’ akan hadir tatkala mendengar sebuah pernikahan dilangsungkan. Suatu kenormalan bila demikian. Semoga tidak berlarut-larut hingga berujung pada frustasi.
Baca selengkapnya »Jenuh
"Gue lagi jenuh sama hidup gue". Itulah balasan pesan singkat yang di kirim seorang kawan saat saya tanya ada apa dengan dia. Pertanyaan saya bermula, tatkala melihat statusnya di sebuah jejaring sosial yang berisi tentang ketidaksemangatannya akan hidup yang ia jalani. Tak hanya kawan saya yang sering mengalami kejenuhan dalam hidup. Mungkin tiap orang termasuk saya, pernah merasakan kejenuhan.
Baca selengkapnya »Kebahagiaan Hakiki?
Di manakah Allah SWT menentukan tempat bahagianya kita sebagai manusia? Apakah pada harta, pangkat, atau jabatan yang kita miliki? Ternyata tidak. Firman Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’du: 28)
Baca selengkapnya »Sumber Ketenteraman Suami-Istri
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu". (QS. Al-Baqoroh [2]:187)
Baca selengkapnya »