Kementerian Agama bekerja sama dengan Rabithah al-Alam al-Islami (RAI) meluncukran web media Islam internasional dengan situs yang dapat diunduh pada www.islamicnewsmedia.org. Peluncuran website ini bersamaan dengan penyelenggaraan Konferensi International Tentang Fatwa (International Conference on Fatwa) di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (24/12).
Baca selengkapnya »Sebarkan Berita Provokatif, Kantor Pusat Media Mesir Didemo
Para pendukung Syaikh Hazim Shalah (Mantan Capres Mesir) dan masa pemuda dari kelompok Islamis terus menduduki gerbang masuk kawasan kantor Media Mesir di Kota 6 Oktober. Aksi ini telah memasuki hari ketiga dan akan terus berlanjut sampai demonstran status quo, penolak dekrit dan referendum di depan Istana Al Ittihadiyah bubar.
Baca selengkapnya »Tak Hanya Kritis Media, Produksi Siaran TV dan Film Anak adalah Harga Mati
Pada akhir tahun 80an, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita seorang anak berusia 14 tahun yang membunuh temannya setelah ia menonton film kehidupan bebas. Kasus tersebut mendorong pemerintah untuk membuat UU Perlindungan Anak. Di mana anak memiliki hak untuk mendapatkan tayangan yang positif, jauh dari konten negatif seperti kekerasan, pornoaksi, mistis, dll.
Baca selengkapnya »Polemik Pernikahan Siri dan Perlindungan Hukum Bagi Perempuan
Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai Bupati Garut menjadi headline dalam beberapa media massa, bukan karena prestasinya dalam membangun Kabupaten Garut tetapi karena skandalnya menikahi seorang gadis Fani Octora 18 tahun secara siri dan akhirnya di ceraikan melalui sms setelah 4 hari dinikahi.
Baca selengkapnya »Menyuburkan Kelompok-Kelompok Kritis Media
Mata lahir atas kesadaran masyarakat terhadap hak anak untuk menghindarkan mereka dari konten negatif media massa maupun sosial media seperti yang terangkum dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Hak Anak. Anak merupakan peniru paling ulung, saat ini mereka dijejali tayangan-tayangan berupa pornografi, mistis, kekerasan, dll.
Baca selengkapnya »#IndonesiaTanpaJIL (Episode ke-5): Islam Radikal? Islam Politik? Islam Fundametalis? Kok Islam Banyak Banget Yaa?
"Name calling", strategi ini sering dipakai dalam teknik propaganda. Untuk mengkategorikan dan membuat berbagai istilah untuk membangun sebuah persepsi. Dan nampaknya media massa tahu betul cara tersebut begitu ampuh disusupkan ke dalam masyarakat. Istilah-istilah inilah yang perlu kita cermati dan berhati-hati dalam menyikapinya. Salah-salah kita malah terjebak oleh kepentingan media massa.
Baca selengkapnya »Wamenag: Umat Islam Harus Bisa Kuasai Media
Di tengah maraknya media yang bermunculan di Indonesia, Wakil Menteri Kementrian Agama (Kemenag), Nasaruddin Umar, mengingatkan agar umat Islam tidak hanya menjadi konsumsi media.
Baca selengkapnya »Giliran Kebenaran Menggema!
Tak perlu meragukan keefektifitasan media massa sebagai “alat” untuk membentuk pola pikir umat. Karena keruhnya suasana sosial yang kita saksikan sekarang sudah merupakan bukti bahwa media informasi -tentu dengan segala "informasi" yang disampaikannya- dengan mudahnya dapat menggodok karakter masyarakat dan mengontrol tindakan umat.
Baca selengkapnya »Wujudkan Demokratisasi Siaran, KPI Susun Aturan Pemanfaatan Media Penyiaran dalam Pemilu
Pengaturan penggunaan media penyiaran untuk kepentingan kontestasi politik mendesak untuk dirumuskan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Bahkan diperlukan aturan yang tegas, agar penggunaan ranah publik yang bernama frekuensi tersebut tidak semata-mata menguntungkan kepentingan politik, golongan ataupun kelompok tertentu. Hal tersebut disampaikan oleh Azimah Subagijo, Komisioner KPI Pusat dalam acara Diskusi Terbatas KPI se-Indonesia yang dilangsungkan di Cisarua (4-7 September 2012).
Baca selengkapnya »Gerakan Dakwah Alternatif: Gerakan KAMMI Menulis (GKM)
Euphoria Aksi jalanan oleh aktivis 98 saat ini sudah berakhir. Aksi saat ini tidak lagi dipandang sebagai kegiatan mulia, sebagaimana hal tersebut terjadi sebelum reformasi. Malah yang parahnya mereka yang aksi di jalan dengan membawa kepentingan masyarakat tataran bawah dibilang sebagai orang-orang konservatif. Sehingga dengan kondisi seperti ini, Mahasiswa yang notabanenya pelaku aksi, harus memiliki gagasan baru.
Baca selengkapnya »