Arsip Kata Kunci: Eropa

Sebuah partai politik sayap kanan Perancis menuntut dikeluarkannya larangan masuknya pengungsi Arab dan Muslim ke negara itu setelah serangan bom yang menewaskan seratusan orang pada Jumat kemarin (13/11/2015).

Di Amerika, setelah peristiwa WTC 11 September, hanya ada 37 orang Amerika yang terbunuh dalam kasus yang terkait dengan masalah umat Islam. Padahal dalam rentang waktu yang sama, terdapat 190 ribu orang Amerika yang terbunuh dalam berbagai kasus lainnya.

Kementerian Dalam Negeri Austria mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan memasang pagar kawat berduri sepanjang perbatasan dengan Slovenia sepanjang 25 km untuk menghalangi masuknya gelombang pengungsi Arab (sebagian besar dari Suriah) ke negara itu.

Zuhri kemudian menambahkan, berangkat dari hal ini, Hamas menyerukan agar keputusan boikot tersebut diterapkan di berbagai bidang. Pemboikotan yang dilakukan tidak terbatas dalam menolak produk Israel saja, namun di seluruh bidang yang berkaitan dengan otoritas penjajah Israel.

Surat kabar Haaretz menuliskan, untuk menjawab perlakukan Eropa ini pihak parlemen Knesset Israel telah mengesahkan sebuah UU baru. Isinya adalah larangan masuk ke Israel (dengan alasan apapun) bagi orang atau lembaga tertentu yang selama ini mengkampanyekan boikot terhadap produk Israel.

Ketua komisi penyelenggara pemilu Turki, Sadi Güven, mengumumkan bahwa partai yang berhasil melewati ambang batas parlemen adalah AKP, CHP, MHP, dan HDP.

Sebanyak 10 orang lagi pengungsi Suriah menjadi korban meninggal dunia dalam kasus tenggelamnya perahu yang mereka tumpangi dalam perjalanan ke Eropa.

Koordinator PBB untuk urusan kemanusiaan, Yacoub El-Hillo, Sabtu (12/9/2015) hari ini, menyatakan bahwa gelombang pengungsi dari Suriah akan terus terjadi.

Hasikos kemudian menambahkan, pihaknya sepakat dengan peraturan di Uni Eropa yang menerima dan membagi penyebaran para pengungsi, namun ia menggaris bawahi, negaranya tengah berjuang agar pengungsi yang ditempatkan di Siprus hanyalah mereka yang Kristen Ortodoks.

Menyikapi serbuan pengungsi ini, negara-negara Eropa Timur hanya membuka pintu perbatasan mereka untuk pengungsi yang beragama Nashrani, sedangkan yang muslim mereka biarkan terkatung-katung di perbatasan. Mereka beralasan karena mereka yang muslim memiliki adat, budaya dan ketaatan dalam agamanya yang apabila kehadiran mereka diterima, maka akan bertolak belakang dengan budaya penduduk Eropa.