Setiap Ikhwan harus mampu menghadapi berbagai cobaan dan ujian dengan penuh kesabaran. Karena kesabaran, sebagaimana sabda Rasulullah SAW adalah setengah iman. Hendaklah mereka belajar dari orang-orang sebelum mereka yang tertimpa cobaan dan penderitaan sehingga mereka nyaris putus asa, dan pertolongan Allah pun datang kepada mereka.
Baca selengkapnya »Asy-Syahid, Abdul Qadir Audah (bagian ke-2)
Ustadz Abdul Qadir Audah berkata, "Saya merasa memiliki kewajiban yang harus saya tunaikan segera, demi syariat, demi kawan-kawanku yang terdiri dari para tokoh undang-undang dan demi mereka yang mempelajarinya melalui riset lapangan. Kewajiban itu adalah memaparkan kepada manusia hukum-hukum syariat dalam masalah pidana dengan bahasa yang dipahami dan akrab bagi mereka.
Baca selengkapnya »Asy-Syahid, Abdul Qadir Audah (bagian ke-1)
Perkenalanku yang pertama dengan tokoh dan pakar undang-undang, hakim yang fakih, ustadz Abdul Qadir Audah terjadi pada tahun 1949, ketika saya tiba di Mesir untuk kuliah di Universitas al-Azhar. Saya bertemu dengannya saat bersama kawan-kawan mahasiswa di sebuah pertemuan halaqah dan mabit yang diadakan di salah satu ruang pertemuan kantor Ikhwanul Muslimin. Kami pun mendengar ceramah dan pelajaran yang disampaikannya. Saya juga merasa bahagia dapat berkunjung di kantornya dan disana bertemu dengan al-Akh al-Mujahid, pengacara Ibrahim ath-Thib yang bekerja di kantornya.
Baca selengkapnya »Nabi Yusuf Alaihissalam dan Kebangkitan Mesir
Adalah Nabi Yusuf Alaihissalam salah seorang pengemban dakwah itu. Dia pernah digoda dan dirayu oleh seorang istri penguasa di zamannya dengan perhiasan dan keindahan parasnya. Peristiwa ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, “Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zhalim itu tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
Baca selengkapnya »Pengantar Fiqih (bagian ke-3): Sejarah Perkembangan Fiqih Islam
Rasulullah SAW semasa hidupnya menjadi referensi setiap muslim untuk mengetahui hukum agamanya. Baik hukum itu diambil dari Al Qur’an maupun dari Sunnahnya; yang mencakup: Perbuatannya, ucapannya, dan ketetapannya. Hukum yang Rasulullah perintahkan adalah hukum Allah yang bersifat qath’iy meskipun berbentuk pemahaman terhadap ayat Al Qur’an atau tafsirnya. Karena peran Rasulullah adalah menjelaskan Al Qur’an.
Baca selengkapnya »Dai dan Mujahid, Muhammad Kamal as-Sananiri (Bagian ke-2, Selesai)
Perkenalanku dengan Ustadz Muhammad Kamaluddin as-Sananiri terjadi pada saat saya tiba pertama kali di Mesir tahun 1949, dan tinggal di komplek Abidin. Ketika itu beliau adalah supervisor dan penanggung jawab seluruh aktivitas mahasiswa utusan. Saya kagum dengan kesederhanaan, kerendahan hati, dan bantuannya untuk Ikhwan. Walau sebagian besar dari mereka berusia jauh lebih muda dan kurang pengalaman darinya.
Baca selengkapnya »Da’i dan Mujahid, Muhammad Kamal as-Sananiri (Bagian ke-1)
Ia saudara tercinta, kawan setia, takwa dan wara', muslim yang jujur dan dai yang mujahid, mukmin yang sabar, lelaki yang teguh pendirian, harta yang sangat berharga, senantiasa beramal dalam diam, puasa di siang hari dan berdiri di malam hari, lisan yang senantiasa berdzikir, teladan memikat dalam keteguhan iman terhadap berbagai perkara, keberanian dan kesabaran kala menghadapi ujian dan cobaan.
Baca selengkapnya »Jalan Sang Dai: Lilin di tengah Gelap
Tidak akan cahaya ini tampak di tengah siang seperti nyanyian lembut saat gemuruh ombak laut. Hangatnya unggun sangat terasa saat badai salju mulai menerpa. Lilin dakwah yang mulai dinyalakan Rasul tidak akan terfahami kebutuhannya kecuali jika kegelapan di sekitarnya terasa mencekamnya.
Baca selengkapnya »Tiga “Bid’ah” Umar bin Al-Khaththab
Pada suatu malam, Khalifah Umar bin Al-Khaththab - radhiyallahu 'anhu - keluar dari rumahnya menuju Masjid Nabawi. Beliau mendapati berbagai macam orang yang melakukan qiyam Ramadhan: Ada yang melakukan qiyam sendirian, ada yang melakukannya berduaan, ada yang melakukannya dalam kelompok yang lebih besar dari itu.
Baca selengkapnya »Sang Murabbi, Umar Tilmisani (bagian ke-2, Tamat)
Metode dialog yang digunakan ustadz Tilmisani sangat memikat yang menggambarkan karakter Tilmisani secara keseluruhan. Karakter tersebut tidak dibuat-buat, tapi seperti itulah sifat sesungguhnya yang menonjol dalam dirinya saat berbicara, berbuat, berprilaku, bergaul dan berinteraksi dengan individu dan kelompok, atau pemimpin dan masyarakat tanpa membedakan yang besar atau kecil, kaya atau miskin. Dia meyakini prinsip-prinsip Ikhwan yang berlandaskan pada Kitabullah dan Sunnah, serta ijma' kaum Salaf.
Baca selengkapnya »