Bersyukurlah, kita masih hidup dan diberikan nikmat yang terbesar di antara nikmat-nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Bersyukurlah, jika kita masih memiliki iman dan islam. Dua nikmat inilah yang tak terbandingkan besarnya diantara nikmat-nikmat yang lainnya.
Baca selengkapnya »Titip Rindu untuk Penduduk Tanah Anbiya
Aku masih melihat senyum di pipi mereka. Namun, rasa lapar pasti menghantui, rasa harap pasti terus menggunung. Sudikah kita sejenak membawa hati ke Palestina, Suriah, Irak, Afghanistan, Xinjiang, Rohingya? Mereka saudara. Saudara seiman yang senantiasa harus diingat, jangan dilupa. Kini, kita mengingat lagi masa yang menghentak sejarah, sebuah mukjizat dan kedudukan tertinggi di antara makhluk.
Baca selengkapnya »Membuat Musibah Menjadi Anugerah
Musibah demi musibah yang mewarnai kehidupan manusia boleh jadi adalah bukti dari kasihsayang Allah. Banyak cara Allah membuktikan cinta-Nya kepada kita, salah satunya dengan memberikan musibah. Musibah yang datang silih berganti janganlah kita anggap sebagai takdir buruk. Sebagai orang beriman, maknailah musibah itu dengan bijak.
Baca selengkapnya »Bukan Sekolah Robot
Tak hanya tentang strategi belajar kreatif dan penilaian yang dibahas dalam buku tersebut, tapi juga tentang cara kita memaknai kecerdasan siswa. Kebanyakan sekolah hanya menganggap siswa pintar jika dapat menyelesaikan soal hitung-hitungan dalam waktu singkat. Dari teori Multiple Intelegences yang di temukan oleh Howard Gardner, sebenarnya semua murid itu pintar. Semua siswa memiliki kecerdasan masing-masing.
Baca selengkapnya »Memaknai Adabul Isti’dzan (Meminta Izin) Sebagai Cerminan Iman
Apabila kita masih sering kali meninggalkan majlis-majlis dan urusan-urusan dakwah bersama tanpa izin syar’i kepada para qiyadah. Karena Adabul Isti'dzan merupakan sebuah cerminan dari ketaatan seorang jundi pada qiyadahnya. Adabul Isti’dzan adalah cerminan dari keimanan. Maka suatu perizinan menjadi amat sangat penting. Kemudian menjadi refleksi bersama pula bagi kita, apakah selama ini kita telah benar-benar dikatakan beriman?
Baca selengkapnya »Khutbah Jum’at: Presiden yang Menenteramkan Iman
Allah telah menghendaki hanya ada dua pilihan yang saling berpasangan dalam hidup ini. Ada pilihan yang baik dan ada pilihan yang buruk, ada pilihan yang benar dan ada pula pilihan yang sesat. Tak ada pilihan ke-3 atau ke-4. Padahal, Allah bisa saja menghendaki adanya pilihan itu. Siapapun yang terpilih, maka itulah gambaran Indonesia kita saat ini. Allah jua yang berkehendak bila pada bulan Ramadhan nanti, tepatnya pada tangal 9 Juli, kita akan menentukan siapakah wali (pemimpin) bagi 200 juta lebih penduduk negeri ini.
Baca selengkapnya »Beristighfarlah (Bagian ke-1)
Sungguh, banyak peluang kebaikan dan keutamaan yang sebenarnya bisa kita raih. Tapi kita menganggapnya sebagai hal yang biasa saja. Bukan hal yang terlalu hebat dan bergengsi. Sehingga kita menganggapnya bukan jalan menuju kemuliaan. Bukan jalan menuju surga-Nya. Penyepelean kita terhadap keutamaan-keutamaan itu, sesungguhnya adalah kelemahan semangat dan kebodohan. Maka, dengan istighfar, semoga Allah menguatkan semangat dan gairah untuk meraih berbagai keutamaan.
Baca selengkapnya »Kesan Pertama
Kesan pertama sungguh mendalam. Senyumnya adalah bagian dari kearifan. Khas dan penuh pesona. Termasuk di antaranya caranya menghadirkan senyumnya sendiri kepada dirimu. Itulah bagian dari cara kamu melihat sisi lain dari tabiatnya. Sekali lagi, senyumnya sungguh memesona.
Baca selengkapnya »Kevin Mendapat Hidayah Saat Berbelanja
Sang pemilik toko datang. Lalu menjawab beberapa pertanyaan yang membuat Kevin penasaran tentang Islam. Lantas pemilik toko bercerita tentang ragam hal mengenai Islam. Bahwa rukun Islam tak pernah berubah sepanjang masa. Dibawa oleh baginda Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wassalam. Agama mulia yang merupakan wahyu dari Rabbul ‘Izzati, Sang Pencipta semesta. Dengan mengesankan, saat itu juga brother Kevin bersyahadat. Ia memeluk Islam.
Baca selengkapnya »Ketegaran Bik Rah
Sewaktu ia bercerita, air mataku mengalir, “Ah, Diri ini masih amat lalai dalam bersyukur,” batinku. Bik Rah memang tak henti-henti menghimbau majikan-majikannya (yang masih berusia lebih muda dari pada dirinya) untuk selalu bersyukur. Cobaan hidupnya lebih keras dibandingkan sang majikan. Bahasa Inggris yang belepotan tak membuatnya sungkan. “Kalau mau maju, kan harus belajar, ya Bu?” Ucapnya mencetuskan alam pikiran, inspirasi perjalanan yang merupakan pelajaran berharga.
Baca selengkapnya »