Sedih dan gembira merupakan dua perasaan yang menyatu pada diri kita hari ini. Sedih karena Ramadhan terasa cepat berlalu, padahal momentumnya belum kita maksimalkan untuk mengokohkan ketaqwaan pribadi, keluarga dan masyarakat. Meski begitu, kita juga gembira karena semoga dengan berakhirnya Ramadhan kita dapat kembali menjadi insan yang suci dari segala noda dan dosa. Setelah Ramadhan berakhir, di antara yang harus kita lakukan adalah memperkuat dan membuktikan komitmen kita terhadap empat hal yang amat penting dalam kehidupan pribadi, keluarga dan kemasyarakatan.
Baca selengkapnya »Khutbah Jum’at: Urgensi Waktu dalam Islam
marilah kita bangkit mulai dari sekarang untuk mengisi kehidupan ini dengan berbagai kegiatan positif. Seperti ibadah, membaca, bertasbih, menelaah sebuah buku, menulis, merapikan meja kerja, atau memberi hal yang berguna bagi orang lain. Maka insya Allah kebahagiaan akan kita peroleh. Apa yang harus dilakukan? Membaca merupakan salah satu jawabannya. Baik itu membaca Alquran, kitab-kitab hadits, buku-buku ilmu pengetahuan dan motivasi, sampai membaca situasi kehidupan di sekeliling kita. Sehingga dengan begitu, waktu luang tidak akan terlewati dengan percuma.
Baca selengkapnya »Khutbah Istisqa: 5 Alasan Kita Menggelar Shalat Istisqa
Shalat istisqa adalah shalat sunnah meminta hujan kepada Allah ketika semua makhluk hidup di bumi mengalami kekeringan karena hujan tak kunjung tiba. Sumur-sumur kering tak ada air, air sungai jauh berkurang debitnya, rerumputan menguning, pohon meranggas, manusia dan hewan kekurangan air.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1436 H: Empat Prinsip Hidup
Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali prinsip-prinsip hidup yang harus kita jalani dan kita pegang teguh. Belajar dari kehidupan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, pada kesempatan ini paling tidak, ada empat prinsip hidup yang harus kita wujudkan dalam kehidupan kita, baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat dan bangsa.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1436 H: Tiga Pesan Moral Ibadah Haji Sebagai Spirit Kebangkitan
Akankah juga kita siap berkorban untuk meninggalkan zona kenyamanan kita selama ini kemudian bergerak menuju pada sebuah sikap kepedulian terhadap urusan agama ini, mengorbankan sebagian waktu kita untuk berfikir dan bekerja demi kembalinya izzatul Islam wal muslimin? Jika kita siap, maka itulah qurban yang juga bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Allahu akbar walillaahil hamd!
Baca selengkapnya »Khutbah Jumat: Mensyukuri Kemerdekaan
Jabatan dan kekuasaan mendorong seseorang untuk menyimpang dan menyalahgunakan jabatan. Banyak contoh dalam sejarah, Firaun misalkan yang berupaya untuk melanggengkan kekuasaannya dengan segala cara, karena tidak ada perimbangan kontrol dari masyarakatnya.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Fitri 1436 H: Insyaf, Perbaikan Diri, Keluarga, dan Masyarakat
Kembali kepada Allah, bertaubat kepada Allah tumbuh dari jiwa yang insyaf, sadar akan kekeliruannya dan bertekad akan memperbaiki dirinya. Perasaan insyaf ini penting, karena dia lah yang akan membawa pemiliknya berupaya memperbaiki diri, ke arah yang lebih baik, sampai mendapatkan ridha-Nya Allah Tabaraka wa ta’ala.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Fitri 1436 H: Mensyukuri Hidayah
Mensyukuri nikmat dengan mendayagunakannya sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Memberi Nikmat. Salah satu nikmat terbesar yang kembali diberikan Allah selama bulan Ramadhan adalah nikmat hidayah. Nikmat petunjuk dan bimbingan Allah, nikmat kasih sayang Allah yang mengembalikan kita ke jalan yang benar, nikmat ampunan Allah dan pembebasan dari api neraka.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Fitri 1436 H: Pribadi yang Bermanfaat bagi Sesama
Kita menunaikan shalat Idul Fithri sebagai sebuah pertanda bahwa kita ingin kembali kepada fitrah diri kita. Pribadi yang dibangun atas tauhid, ibadah yang benar dan akhlak yang mulia. Pribadi yang menjadi rahmat bagi alam semesta, berkontribusi besar terhadap terbitnya kedamaian, kenyamanan dan keamanan bagi kehidupan.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Fitri 1436 H: Mengabdi dan Berbagi dengan Syukur
Pemahaman (fiqih) dan pemikiran Islam yang merupakan produk ijtihad/nalar manusia terbuka untuk lebih dari satu. Ada fiqih Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali dan lainnya. Sebagaimana dalam madzhab Syafi’i ada fiqih Irak dan fiqih Mesir. Tetapi wilayah fiqih dan pemikiran berada di manthiqah zhanniyat (zona asumsi/ prediksi) yang relatif, tidak final.
Baca selengkapnya »