“Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Kamu berprinsip kalau orang lain baik, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan maka berbuatlah kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan maka janganlah kamu turut melakukannya.” (HR. Tirmidzi).
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha: Mewujudkan Komitmen Tertinggi
Haji dan qurban memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Salah satunya adalah betapa setiap kita harus mewujudkan komitmen atau keterikatan tertinggi kepada Allah swt. Dalam kesempatan Khutbah yang singkat ini, paling tidak ada empat pelajaran yang dapat kita ambil dari ibadah haji dan qurban.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1434 H: Totalitas Dalam Ketaatan Jalan Menuju Kesuksesan
Totalitas perjuangan dan kesempurnaan ketaatan membuat Ibrahim Khalilullah tak peduli berapapun harga yang harus dibayar, meski harus meninggalkan negeri tempat beliau dilahirkan, Babilonia, Irak. Pada awalnya beliau berdakwah di dalam keluarganya, mengajak ayahnya dengan adab dan tata karma agar menjauhi ibadah yang tidak sesuai dengan kebersihan fitrah dan akal sehat, meski beliau harus menerima umpatan kasar dan kata-kata keji.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1434 H: Belajar Taqwa Dari Keluarga Ibrahim AS Perbaikan Diri Menuju Kejayaan Umat
Marilah kita bangkit membebaskan diri kita dari keserakahan dan kebakhilan, kesedihan dan ketakutan, kelemahan dan ketidakberdayaan, egoisme dan perpecahan. Marilah kita bangkit dengan semangat kerja keras dan pengorbanan tanpa henti, melupakan masalah-masalah kecil dan memikirkan serta merebut peluang-peluang besar bagi kejayaan umat dan bangsa kita.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1434 H: Pelajaran dari Kisah Nabi Ibrahim AS dan Keluarganya Dalam Meraih Keberkahan Hidup
Ibrahim as adalah pemimpin keimanan dan tauhid. Dalam setiap kisah tentang Ibrahim menyatakan bahwa Ibrahim adalah hanif (bersih dan lurus), bebas dari kemusyrikan. Dan selalu memperjuangkan keimanan dan tauhid. Beliau begitu juga serius mengajarkan keimanan dan tauhid pada keluarga, kaum dan rajanya.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1434 H: Dari Ketahanan Keluarga Menuju Ketahanan Masyarakat dan Bangsa
Satu dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya adalah memiliki dan menunjukkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Yang dimaksud dengan ketahanan keluarga adalah keluarga bisa berjalan dengan baik dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak orang.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1433 H: Makna Berqurban Bagi Pemimpin Ideal
Sungguh Ibrahim as telah mencontohkan kepada kita semua tentang kekuatan aqidah, keimanan dan tauhid kepada Allah SWT yang begitu melekat dalam jiwa dan raganya dan ia juga berlepas diri segala bentuk kemusyrikan. Bahkan ia pun berlepas diri dari orang tuanya yang tidak mau bertauhid kepada Allah seperti dijelaskan dalam firman Nya.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1433 H: Mental Sang Juara
Mau jadi juara dalam kehidupan? Belajarlah dari keluarga Nabiullah Ibrahim AS. Jika hidup diibaratkan sebuah perlombaan, maka beliau adalah pemain yang selalu memenangkan pertandingan. Bukan hanya menang dalam interaksi sosial, tetapi juga dalam menghadapi beratnya tekanan kehidupan.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1433 H: Aktualisasi Semangat Berqurban Dalam Kehidupan
Ibadah qurban mendidik setiap muslim untuk memaknai bahwa ibadah yang dilakukan kepada Allah haruslah disertai dengan sikap rela berkorban (tadhhiyyah). Dengan sikap tersebut, seorang muslim tentu akan mengerahkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimilikinya dalam merealisasikan ibadah-ibadahnya, tidak sebagaimana orang-orang munafik yang beribadah dengan penuh rasa malas dan lesu.
Baca selengkapnya »Khutbah Idul Adha 1433 H: Memilih Pemimpin Memilih Masa Depan: Antara Pengorbanan Rakyat dan Kelakuan Pemimpin
Masyarakat merindukan pemimpin yang berjiwa negarawan. Pemimpin aspiratif yang peka terhadap kondisi dan kebutuhan rakyat. Figur yang terampil membina hubungan dengan masyarakat seperti dicontohkan Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Sosok bersahaja yang memandang dan memperlakukan rakyat sebagai sahabat, tidak elitis dan meremehkan karena menganggap rakyat sebagai bawahan.
Baca selengkapnya »