Artikel Lepas

"Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan" (HR. Ahmad & At-Tabrani)

Mendengarnya pun, banyak orang yang masuk Islam, menelaah dan mendalaminya semakin yakin akan kebesarannya, memahami setiap huruf, kata, dan kalimatnya menunjukkan keluasan ilmu yang terkandung di dalamnya.

Ketika seseorang di sisi kita setiap menit berkeluh dengan ragam kata, semisal, "Ya ampuuun, tempat duduknya jelek, badan sakit melulu jadinya...", "ih, sepatuku sudah jelek, kapan dibelikan sepatu baru nih...",

Dan kini waktu mengantar kita begitu cepat. Tidak terasa sudah dua pekan kita berada di bulan Sya’ban. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang penuh suka-cita dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Entah apa yang kurasakan malam ini, sepertinya aku ingin menuliskan sesuatu, menuliskan tentangmu sahabat, sahabatku ini akan segera menyempurnakan diennya.

Tak terasa kita telah memasuki bulan Sya’ban. Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan Ramadhan. Setelah sekian lama berpisah, kini Ramadhan kembali akan hadir di tengah-tengah kita.

Dewasa ini umat Islam di Indonesia khususnya seperti yang tanpa arah. Di satu sisi mereka beriman, namun di satu sisi mereka bimbang dengan keimanannya. Apakah yang sebenarnya terjadi?.

Saat itu Tahun 1898 , Diskusi panas antara Ahmad Dahlan dan ulama keraton menjadi. Laku Masjid Keraton yang begitu sakral dianggapnya telah menyalahi tata kiblat. Dan semua orang mulai jengah. Beberapa kyai mengangguk,

Ya selayaknya itulah yang mungkin senantiasa dikedepankan dalam benak kita sebagai seorang muslim. Itulah yang mampu membersihkan hati, pikiran dan jiwa kita seutuhnya dari segala penyakit. Ada beberapa rujukan yang bisa kita ambil agar kita mampu menjaga konsistensi “sebening prasangka”.

Ikhtiar taaruf menuju pernikahan tak selamanya berjalan mulus, ada kalanya proses taaruf 'mentok' di tengah jalan sehingga diputuskan untuk mengakhiri proses yang telah dijalani. Selain ketidakcocokan antara pihak-pihak yang bertaaruf,