Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 109)

Artikel Lepas

112 Tahun Bung Hatta: Figur Bersahaja Nan Berjasa

Bung Hatta, begitulah ia biasa dipanggil. Terlahir di Bukittinggi Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus tahun 1902 dan berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 24 Maret tahun 1980 di Jakarta. Sebuah nama yang begitu akrab di telinga kita, bangsa Indonesia. Bukan hanya lantaran namanya tercatat di dalam naskah teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang dibacakan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 lalu. Melainkan dikarenakan banyak hal prestisius yang secara inheren melekat erat di dalam kehidupan beliau selaku anak bangsa.

Baca selengkapnya »

Menanggalkan Jilbab ini Sebentar Saja

“Kalau ingin pakai jilbab, sekolah saja di madrasah. Kalau di sekolah umum, ya harus mengikuti peraturan di sini.” Untuk menanggalkan jilbab ini sehari saja, kami sudah merasa sangat sakit. Namun yang lebih menusuk, bahkan kekhawatiran itu sulit untuk kami ungkapkan lagi, jika ini akan membuat adik-adik di belakang kami nantinya tak menyisakan waktu untuk memakai jilbab meski sehari saja, setidaknya mengganti dengan jilbab yang tak syar’i, jilbab gaul, jilboobs dan semacamnya sebelum jilbab itu benar-benar lenyap dalam kehidupan mereka.

Baca selengkapnya »

Pembelajaran di Sela Waktu Lingkaran

Tarbiyah adalah hal yang kami rindukan di setiap waktu. Tarbiyah membawa kami menjadi sosok yang dibutuhkan, dulu kami adalah orang yang tidak penuh semangat dalam hidup ini, bahkan dulu prestasi kami tidak sehebat yang lain, nilai mata kuliah kami pun masih jauh dari ketentuan nilai baik sehingga mengendorkan semangat kami. Isi hati kami penuh dengan prasangka tidak baik terhadap Sang Pemilik Alam Semesta, bahkan sempat kami terjerumus dalam lubang hitam, kami bukan anak yang mampu berbuat banyak untuk orang lain, bahkan mengurusi diri sendiri pun kami tidak mampu.

Baca selengkapnya »

Budaya Belajar yang Hebat

Budaya belajar yang hebat, tidak terbentuk dari satu atau dua mata pelajaran favorit, tidak juga dari pelatihan pengembangan diri, atau bahkan dari kursi universitas sekelas Harvard. Tapi budaya tersebut lahir dari hati dan niat yang tulus. Cita-cita yang selalu mengusik waktu tidur, sebelum waktunya tercapai.

Baca selengkapnya »

Mendidik dengan Hati, Royalti Menanti

Mendidik dengan hati adalah mendidik dengan kelembutan dan penuh kasih sayang, yang mana dua hal ini adalah bersumber dari hati. Salah satu cara pengajaran ini adalah dengan memberikan lebih banyak cinta terhadap pekerjaan sebagai pendidik juga kepada anak didiknya. Dengan menyadari bahwa mereka adalah titipan mulia yang harus diajari dari tidak tahu menjadi tahu, dididik dari tidak baik menjadi baik.

Baca selengkapnya »

Harta Bukanlah Segalanya!

Sungguh, kekayaan sejatinya adalah yang dibawa sebagai bekal untuk hidup yang lebih abadi. Ialah apa yang kita infaqkan, sedekahkan, serta dermakan di jalan kebaikan semata-mata ingin mendapat ridha Allah Swt. Coba kita renungkan, apakah harta maupun materi yang selama ini kita perjuangkan dengan penuh kepayahan, membuat kita semakin banyak beramal? Ibarat kita sedang menabung dengan konsisten, maka tabungan yang kelak kita miliki akan semakin banyak. Sementara apa yang ada di genggaman kita kapan saja bisa jadi hilang, raib dan musnah. Betul khan?

Baca selengkapnya »

Pejuang Sejati, Mencari Lahan Perjuangan

Tidak ada kata gagal bagi seseorang yang optimis dalam menghadapi tantangan, bahkan mereka akan mencari tantangan-tantangan baru karena mereka yakin dengan tantangan tersebut akan menjadikan mereka lebih kuat dan dapat menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Begitu juga Muhammad Al Fatih, setelah selesai menaklukan konstantinopel, Ia begitu ingin mengambil jatah sebaik-baik pemimpin yang kedua yaitu penakluk Roma. Muhammad Al Fatih tidak berpikir, untuk apa lagi menaklukan Roma toh Konstantinopel sudah ditaklukan namun Ia berpikir bahwa Roma harus Ia taklukkan.

Baca selengkapnya »

Merancang Kematian

Kematian, seperti halnya kehidupan, adalah rahasia Allah. tidak ada yang tahu kapan datangnya. Tapi bukankah kita bisa memohon pada Allah untuk kelak mematikan kita dengan cara yang paling kita inginkan. Lihatlah permintaan Syaikh Ar Rantisi "Kita semua akan mati, baik karena serangan jantung atau karena Apache -pesawat tempur Israel- , dan aku memilih untuk mati karena dirudal oleh apache". Sejarah mencatat, tubuhnya memang akhirnya koyak, hancur lebur karena rudal Israel. Namun bibirnya tersenyum, karena memang itulah cita-citanya yang tertinggi.

Baca selengkapnya »

Teruntuk yang Akan Menikah

Sungguh merasa miris dan memprihatinkan, pada mereka yang mengakui sebagai wanita shalihah tapi kok begitu teganya menceritakan kejelekkan mertua mereka pada orang lain. Bukankah ketika wanita menikah dengan para laki-laki harus menerima segala kekurangan tidak hanya kekurangan calon suami tapi juga kekurangan keluarga (mertua, adik, maupun kakaknya)?. Dan kenapa kejelekkan mertua harus dipublikasikan ke sembarang orang, sebaiknya keburukan mertua menjadi bahan renungan. Mungkin bisa jadi mertua tidak harmonis dengan menantu disebabkan faktor diri sendiri atau bisa jadi mertua tak sepaham karena belum paham dengan pola pikiran menantunya atau bisa jadi Allah sedang menguji para wanita untuk meningkatkan lagi keikhlasan, kesabaran dan ketegaran melalui sikap mertua.

Baca selengkapnya »

Akibat Suatu Kezhaliman

- Suatu ketika, seorang nelayan keluar rumah di pagi hari untuk mencari rezeki yang halal. Dia melemparkan jaringnya dan ternyata dia tidak memperoleh apa-apa sementara anak-anaknya di rumah sedang merintih kelaparan. Lalu dia berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Ketika matahari hampir tenggelam, Allah memberi rezeki seekor ikan besar. Dia lalu memuji kepada Allah SWT dan mengambil ikan tersebut dengan penuh keceriaan menuju ke rumahnya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization