Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas (halaman 105)

Artikel Lepas

Gelora Ukhrawi

Gelora ukhrawi yang membaluti kepemimpinan surgawi bereaksi, bahwa api semangat yang hadir bukanlah semangat yang menggebu-gebu, tapi tidak terarah. Karena bukan seperti itu model kepemimpinan surgawi. Hakikatnya, gelora ukhrawi itu hadir dalam wujud; semangat perjuangan dengan penuh ketenangan, tekad membaja dengan penuh kekhusyuan, dan energi pengorbanan dengan penuh keikhlasan.

Baca selengkapnya »

Esensi dan Makna Sebuah “Tawakal”

Di antara sifat orang yang bertawakal yaitu mereka yang berdoa kepada Tuhan semesta alam dengan penuh pengharapan akan rahmat-Nya dan dengan suara yang merendah. "Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami." (Ibrahim: 12). Dengan berserah diri kepada Allah Ta’ala atau menyerahkan semua urusan kepada-Nya bukan serta merta melepas kerasionalan atau nalar kita sebagai makhluk yang dikaruniakan akal dan pikiran, karena Islam menunjukkan jalan kepada manusia untuk menjadi pribadi-pribadi yang peka akan isu-isu yang terjadi di sekitarnya dan cerdas dalam mengambil sikap dan keputusan.

Baca selengkapnya »

Berdiksi Dalam Berkata

Allah memiliki 99 nama-nama yang baik. Salah satunya adalah Maha Mendengar. Bisikan hati saja Allah bisa mendengar-Nya. Apalagi yang keluar dari mulut kita. Pendengaran-Nya tidak terbatas ruang dan waktu. Alam dunia atau ghaib. Bisikan maupun perkataan macam apapun, Allah jelas mendengarnya. Juga setiap kata dan huruf yang kita keluarkan dari mulut kita Allah tahu dengan jelas. Berkata dengan memilih diksi yang tepat bisa menyelamatkan kita dari perkataan kita sendiri.

Baca selengkapnya »

Menggertak Jiwa

Teringat tausiyah Ust Adian Husaini, bahwa Nabi Ibrahim As tetap sukses sabagai nabi, meskipun kalah oleh raja zalim bernama Namrud. Sedangkan Iblis yang sukses menipu Adam di surga, Al-Quran tidak menyebutnya sebagai pemenang. Keberhasilan dakwah tergantung pula dari seberapa kuat kita berperang melawan hawa nafsu dalam diri, seberapa mampu kita menggertak jiwa dan sanubari, membangkitkan semangat amal dan kontribusi, dengan keimanan pada Ilahi Rabbi. Yakin! Surga menanti.

Baca selengkapnya »

Seimbang Berinteraksi dengan Teknologi Informasi

Teknologi buatan manusia, selalu ada sisi negatif dan positifnya. Yang mutlak membawa kebaikan dan kebenaran hanyalah yang dari sisi Rabb. Lantas bagaimanakah kita sebagai seorang mukmin menyikapi fenomena demikian? Ambil semuanya sesuai porsinya, secara seimbang, tidak berlebihan, tidak tasyadud (terlalu ketat, terlalu mempersulit diri, terlalu antipati, terlalu alergi, dan terlalu terlalu yang lain) dan juga tidak tasahul (terlalu tergantung, terlalu memudah-mudahkan, terlalu terikat, terlalu terpercaya, dan terlalu lain yang intinya sedemikian lekatnya dengan perangkat Teknologi Informasi, sehingga bisa melalaikan kewajiban yang lain.

Baca selengkapnya »

Mulianya Nabi Muhammad SAW

Salah satu kemuliaan Nabi adalah pintu surga tidak dibukakan pada hari kiamat kepada seorang pun sebelum Nabi membukanya, hal ini sebagaimana Sabda Nabi dari Anas bin Malik r.a Nabi Saw bersabda, "Di hari kiamat kudatangi pintu surga, lalu kuminta dibukakan, Malaikat penjaga surga bertanya, "Siapakah Engkau?" Kujawab, "Muhammad". Malaikat berkata, "Karena engkaulah aku diperintahkan agar tidak membuka pintu surga bagi seorang pun sebelummu." (HR Ahmad dikutip dari Kitab Muhtarul Ahadits hadits No. 1 huruf Hamzah)

Baca selengkapnya »

Secangkir Cinta Gadis Piano

Kecintaan kepada musik kadang menghasilkan banyak kejutan dalam kehidupan. Musik yang dipahami sebagai sebuah seni menikmati hidup adalah sebentuk syukur kepada Allah. Sebab setiap keindahan nada mampu membangkitkan semangat, optimisme, menghadirkan kesedihan dan menjawab keraguan. Bahkan sebagian musik bercita rasa Islami seperti nasyid, qasidah dan marawis dapat menaikkan semangat kaum muslimin untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Baca selengkapnya »

Secercah Keilmuan, Keadilan Mengamanahkan

Ilmu itu didahulukan sebelum amal. Dan ilmu itu secercah cahaya, bagi kematangan kepemimpinan. Dalam kepemimpinan surgawi, semua hal bisa dipelajari. Itulah yang membedakan. Cara seseorang memandang sebuah peristiwa, sangat menentukkan sebuah kebijakan dalam mendistribusikan amanah perorangan. Sehingga dalam kepemimpinan surgawi; amanah itu didistribusikan bukan berdasarkan nasab ataupun kedekatan personal, tapi didistribusikan berdasarkan daya juang, kompetensi,dan kejujuran.

Baca selengkapnya »

Semangat Memerdekakan Indonesia (Lagi)

Bila kita coba tuk renungkan, nampaknya ada kesamaan antara masa perebutan kemerdekaan di zaman dulu dengan kondisi Indonesia hari ini. Pada intinya, saya hanya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia bahwa hari ini kita harus merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Tentu Anda yang membaca ini bertanya-tanya, wong sudah merdeka, apanya lagi yang mau direbut? Walau secara zhahir -dan memang udah dideklarasikan- namun kenyataan yang saya rasakan tidak demikian. Indonesia dijajah, merdeka, lalu dijajah kembali.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization