Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 55)

Puisi dan Syair

Namamu

Namamu, Bukan Hanya sekadar sebuah kata, Bukan hanya tulisan tak bermakna, Tapi Namamu, Adalah Kado, Doa dan Nikmat yang tak terhingga, Dari kedua Orangtua mu, Namamu, Cerminan kehidupanmu, Harapan yang menjadi sebuah Nyata, Motivasi yang menguatkan setiap Langkah Kaki, Kata – kata yang menjadikan petunjuk dan jati diri.

Baca selengkapnya »

Madrasah Terbaik

Maafkan aku Ibu, Yang terlalu manja, Memaksakan keinginanku, Tanpa tahu yang engkau rasa, Maafkan aku Ibu, Yang terlalu nakal, Sering permintaanmu, kuabai bahkan kutinggal, Bak mentari pepagian, Engkau selalu yakin, Membingkai harapan, Pada diriku yang miskin, Tolong Ibu katakan, Buah hati seperti apa, Yang tiada kemampuan, Tapi berharap surga.

Baca selengkapnya »

Osteoporosis

Kalsium yang selama ini dimiliki, Sesungguhnya Penguat tulang kehidupanmu nanti, Iman yang Kau jaga saat ini, Sesungguhnya Kan bersinar di hari ini hingga Yaumil Akhir, Bukan Tulangmu saja yang membutuhkan gizi, Tapi perhatikanlah Qolbu mu, Yang lebih rentan terhadap penyakit hati, Qolbu yang bisa menjadi Bumerang atau, Menjadi Penyinar dalam Hidupmu.

Baca selengkapnya »

Pernah Kau Lihat Cinta?

Kenapa harus cinta?, Di mana itu cinta?, Banyak yang berbicara tentangnya, Tak pernah terhapus jarak dan waktu, Siapa sesungguhnya cinta?, Yah, aku melihat cinta, Ia yang selalu menyelimutiku, Memegang erat setiap langkah ku, Cinta, Kadang aku benci dengannya, Karena setiap orang pasti berbicara tentangnya, Kenapa butuh Cinta?, Bukankah cinta selalu bersama dengan pengorbanan.

Baca selengkapnya »

Tiang Listrik

Layaknya Tiang Listrik yang sederhana dan dianggap biasa, Hanya sebatang besi yang berdiri di antara gedung – gedung tinggi Jarang diperhatikan namun begitu besar kekuatannya, Hanya menghasilkan energy, Hanya menyalurkan daya Listrik, Tetapi berguna untuk sekitar, Layaknya Iman yang Kau miliki, Bukan Hanya sekadar shalat dan mengaji,

Baca selengkapnya »

Bermata Jeli

Memang ia bukan siapa-siapa, Bahkan terlihat biasa, Tanpa hiasan, tanpa polesan, Tapi sinar matanya yang membuat ia terlihat istimewa, Ku pahami bahwa sesungguhnya ia sang manager handal, Ku telusuri bahwa sesungguhnya ia sang dokter professional ku perhatikan seksama bahwa ia jua sang guru yang begitu pintar, Entah siapa dia, Pertama yang kulihat adalah sorotan matanya.

Baca selengkapnya »

Di Masjid Sekolah

Di Masjid Sekolah, Betul - betul menjadi saksi, di sanalah kami dilahirkan, Ya! di sana kami merasa lahir kembali bersama tarbiyah illahi, Meski dulu, kami belum memahami betul indahnya saat-saat itu, tapi kini ruh ini betul-betul merindu, Di Masjid Sekolah, Setiap pagi sebelum bel berbunyi, Ada saja kawan-kawan di sana, serasa rumah sendiri, Pagi-pagi sudah kerja bakti.

Baca selengkapnya »

Apa Dosa Kami?!

Wahai manusia..., apa dosa kami, sehingga kami dibunuh, kami ingin bermain..., kami ingin belajar..., kami ingin tumbuh dewasa..., seperti Anda wahai manusia..., apakah tidak ada perikemanusiaan di muka bumi ini..., kami masih anak-anak yang tak tahu apa-apa..., tapi harus menanggung kebrutalan zionis yahudi laknatullah..., bagaimana dengan Anda....

Baca selengkapnya »

Kau Datang Lagi

sungguh kau tak lagi asing, aku mengenalmu, aku sangat membutuhkanmu, terasa begitu berat jika harus tanpamu, kau pun telah menjadi segalanya bagiku, tapi...., kini kau berbeda, kau datang kembali, dengan luapan emosi, kau genangi setiap susut kota ini, ah . . ., kau kini datang lagi, bukan untuk berbagi, atau sekedar menepati janji.

Baca selengkapnya »

Cinta Tanpa Batas

Mas, Aku masih di sini, Menemani hari sang buah hati, Senyumnya, Celoteh riangnya, Gelak tawanya,Langkah-langkah kecilnya, Sorot matanya, Membuatku tegak berdiri, Walau sesekali..., Tetap, Aku tinggi berharap kau hadir kembali, Mas, Apakah aku bodoh?, Setiap kali senja mulai hadir, Aku dan buah hati bermain di teras rumah sederhana ini.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization