Topic
Home / Pemuda (halaman 71)

Pemuda

Aku Sayang Mama

Saat kesederhanaan memikul keluargaku, Serba kekurangan di penuhi senyuman penuh kebahagiaan, Sambutan hangat kelengkapan cinta menyesakkan rumah mungilku, Menyambut mentari pagi nan mencurigakan, Sepasang suami istri beserta anak-anak nakalnya asyik bersenda gurau, lalu semua larut dalam aktivitasnya.

Baca selengkapnya »

Ghuraba, Engkaukah Itu?

Ghuraba, Beginilah takdir dakwah kita, Kisahnya hanya akan berakhir ketika Islam telah ditinggikan oleh manusia, Atau pendeknya usia kita yang jadi pembatas, Engkau akan terus dikejar dan dihinakan, karena mulianya tujuanmu, Yang mengejarmu tidak hanya musuh-musuh Islam yang tidak, Suka dengan tabiat jalan dakwahmu, Tapi juga saudaramu yang duduk pada singgasana semu keilmuan...

Baca selengkapnya »

Untuk Sahabat

Sahabat, Malam ini hujan turun kembali, Gemericiknya mengingatkanku padamu, Ketika pada sebuah tempat di sana, Kita tak peduli lagi dengan dinginnya, Basah kuyup! Terpeleset! Saat ini, Keindahan suara gerimis di luar sana, Menghadirkan kerinduanku padamu, Seindah kenangan yang kita miliki, Menghirup udara dingin kala fajar dan senja bersama.

Baca selengkapnya »

Melukis Bidadari

“Rin, aku ingin melukis bidadari,” ucap Nadia saat berhenti tepat di vegetasi bunga kertas. “Bbukan di kanvas atau di kertas, melainkan di sini!” Kembali ia menunjuk dadanya, yang kemudian dibalas dengan senyum simpul Arin. Kembali keduanya berjalan menyusuri taman. Tanpa sadar, kelak mereka akan benar-benar menjadi bidadari, bukan di taman kota, melainkan di surga.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization