Topic
Home / Pemuda (halaman 175)

Pemuda

Hadiah Surga

“Pulang nduk….” Kata-kata ibu tadi pagi sebelum menutup teleponnya itu menandakan aku benar-benar harus pulang, tidak bisa ditawar lagi. Kulirik sederet kerjaan di kampus yang harus aku selesaikan pekan ini. Tugas kuliah, tugas organisasi, melambai-lambai ingin segera diselesaikan. Kurebahkan tubuhku di atas lantai.

Baca selengkapnya »

Sebuah Keniscayaan Cinta

Sebuah keniscayaan cinta, Ia hadir menentramkan, bukan menggelisahkan… Ia hadir memukau, bukan membuat galau... Ia hadir menguatkan, bukan melemahkan…. Ia hadir mencerahkan, bukan memburamkan… Jika, ada cinta, semuanya jelas jadi indah... Jika ada cinta, manusia tak senang mendebat dan melawan saudaranya… Jika ada cinta, manusia tak akan lari menjauhi yang dicintanya…

Baca selengkapnya »

Aku Ingin Menjadi Permata

Desir angin senja ini membuai anganku melayang mengarungi samudera khayal. Terbayang indah masa dua tahun lalu tatkala aku baru masuk SMA. Masa-masa itu kurasakan adalah masa-masa indah tanpa beban. Masa-masa kegembiraan tanpa masalah-masalah tentang hari esok. Sekarang, sinar matahari senja yang mulai redup ini seakan menambah berat beban pikiranku.

Baca selengkapnya »

Janji Buat Ayah

Di rumahnya Ahmad hanya sebatas kepala rumah tangga biasa layaknya seorang suami yang lain, tapi Ia tidak memiliki yang di miliki oleh orang lain. Susahnya mencari pekerjaan dan sulitnya mendapatkan penghasilan yang pasti membuat perekonomian keluarganya semakin terbengkalai.

Baca selengkapnya »

Buah Kesabaran

Secara tak sengaja Angkasa melihat Embun sedang jalan berdua dengan seorang pria yang seumuran dengannya di sebuah pusat perbelanjaan. Beberapa kali ia mengucek matanya hanya untuk meyakinkan bahwa ia tidak salah lihat. Tampak oleh matanya Embun begitu sumringah berjalan beriring dengan pria itu. Benar, Angkasa tidak salah lihat. Itu benar Embun, saudara sepupunya yang cukup dekat dengannya. Sayangnya, Embun tidak menyadari kehadiran Angkasa yang saat itu tengah mengamatinya.

Baca selengkapnya »

Calon Pengantinku

Hari itu adalah hari yang begitu berat untuk di lupakan dalam sejarah hidupku. Menghadapi terpaan badai besar yang belum pernah terpikirkan olehku. Menerima sebuah kenyataan pahit yang sulit untuk aku rasakan. Namun aku harus tetap tegar dan tabah dalam menghadapi cobaan tersebut, karena dengan ujian menandakan bahwa Tuhan ingin menaikkan derajat hambaNya. Untuk mengetahui sejauh mana kadar kesabaran dan ketabahan hambaNya di dalam menghadapi cobaan serta ujianNya.

Baca selengkapnya »

Jangan Tutup Pintu (Hatimu)

Bunda sedang mencuci piring di dapur ketika terdengar suara pintu ditutup dengan keras. Belum sempat Bunda memeriksa ke depan, muncul Faiz dengan nafas tersengal. “Kamu yang tadi menutup pintu, Sayang?” Faiz hanya menjawab dengan anggukan. Raut wajahnya seperti orang ketakutan, membuat Bunda jadi penasaran.

Baca selengkapnya »

“Izinkan Aku Pacaran!”

“Sebenarnya Islam memperbolehkan kita pacaran gak seh, mbak?” Pertanyaan klasik, sampai-sampai aku berpikir sang penanya pun pasti tahu jawabannya! Hmm… teringat tempoe doeloe (baca: dahulu kala) pertanyaan itu sempat kulontarkan beberapa kali ke orang-orang yang berbeda tentunya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization