Bulan Ramadhan pada tahun 1435 H ini umat muslim mendapat kesempatan untuk meraih dua bentuk kemenangan, yaitu kemenangan dalam jihad ibadah Ramadhan (al-intishar fil-jihad ar-ramadhani) dan kemenangan dalam jihad politik pemilihan presiden (al-intishar fil – jihad as-siyasi lil-intikhabi ar-riyasi). Dan untuk meraih dua bentuk kemenangan tersebut, maka umat muslim di Indonesia harus menempuh tiga jalan.
Baca selengkapnya »Fitnatut Takfir (Fitnah Menuduh Kafir)
Salah satu fenomena yang cukup menghebohkan dunia Islam saat ini adalah adanya sekelompok umat yang aktif mengkafirkan kelompok lainnya. Mereka memandang bahwa orang-orang yang ada di luar kelompoknya, atau yang tidak berbaiat kepada imam mereka sebagai kafir, murtad dan keluar dari Islam.
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-7): Celaan Terhadap Bid’ah, Kelompok Bid’ah, dan Pelakunya
Khawarij yang amat mudah mengkafirkan sesama muslim diwakili oleh LDII, NII, dan kelompok manapun yang mengkafirkan sesama muslim lantaran belum masuk kelompoknya. Mu’tazilah dan Qadariyah, sebuah kelompok rasional ekstrem, telah diwakili oleh JIL yang lebih mendahulukan akal di atas nash. Semuanya adalah neo tetapi isinya sama saja, dan mudah diketahui bagi ahli ilmu.
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-6): Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
As-Sunnah adalah thariqah (jalan) yang ditempuh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga Hari Kiamat. Al-Jamaah secara bahasa adalah kaum yang berkumpul. Namun, yang dimaksud oleh aqidah ini adalah orang-orang terdahulu (salaf) dari umat ini.
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-5): Madzhab dalam Menyikapi ‘Kehendak Perbuatan Manusia’
Allah memberikan petunjuk kepada Ahlus Sunnah untuk menjadikan mereka pertengahan di antara dua kelompok di atas. Mereka mengatakan: Allah menciptakan manusia dan perbuatannya. Manusialah yang melakukan hakikatnya, dan mereka dianugerahi kehendak dan kemauan (qudrah) untuk berbuat. Allah-lah yang menciptakan mereka dan menciptakan kehendak (qudrah) tersebut
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-4): Madzhab Terkait Nama dan Sifat Allah
Sebagian manusia, khususnya kaum salafi progresif menganggap mereka ahli bid’ah. Sebagian lagi mengatakan, mereka adalah bagian dari –paling tidak mendekati- Ahlus Sunnah. Inilah pendapat yang lebih baik dan benar. Sebab, menuduh mereka sebagai ahli bid’ah (bukan Ahlus Sunnah) sama saja menuduh mayoritas umat ini dan ulamanya dalam kesesatan.
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-3): Mengenal Madzhab-Madzhab dalam Aqidah
Sesungguhnya iman adalah ucapan dengan lisan, diamalkan dengan perbuatan nyata, dan diyakini dalam hati. Bisa bertambah karena ketaatan, dan berkurang karena maksiat. Adapun dosa besar menurut mereka, membuat keimanan seseorang berkurang (tidak sempurna, pen), sesuai ukuran maksiat yang dilakukannya.
Baca selengkapnya »Tadabbur Surat Al-Baqarah Ayat 246-252: Thalut, Dawud, Jalut; Anugerah Kepemimpinan, Seleksi Ketaatan dan Runtuhnya Mitos Kezhaliman
Ia terlalu silau dengan popularitasnya. Ia terbius oleh angin puji-puji yang tak sekalipun menyinggung kekurangannya. Tak ada yang berani mengkritiknya. Tak ada yang berani melawan titahnya. Ia terbiasa mendengar paduan kata ketundukan. Telinganya selalu mendengar ketundukan padanya tanpa tahu apa motif ketundukan tersebut; loyalitas atau kemunafikan.
Baca selengkapnya »Tadabbur Surat Alam Nasyrah: Satu Kesulitan Dua Kemudahan
Pada surat ini, Allah tambahkan tiga nikmat-Nya yang lain: nikmat kelapangan dada, meringankan beban beliau saat berhadapan dengan kaumnya ketika menyampaikan risalah kenabian yang tak ringan, juga Allah tinggikan kedudukan dan derajat beliau baik di bumi maupun di langit melebihi segala ciptaan-Nya yang pernah dan yang akan ada
Baca selengkapnya »Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-2): Madzhab dalam Aqidah
Sedangkan, kelompok mayoritas tetap memuliakan Ali dan Muawiyah, dan orang-orang yang terlibat dalam perundingan. Karena semuanya adalah sahabat nabi yang mulia, dan masing-masing mempunyai keistimewaan. Para ulama mengatakan, keduanya berijtihad. Hanya saja, pihak yang benar adalah Ali. Sedangkan Mu’awiyah keliru. Namun, kesalahan dalam ijtihad mendapatkan pahala satu.
Baca selengkapnya »