Internasional

Rabu (9/4/2014), Rakyat Turki melakukan aksi demonstrasi dalam bentuk Flashmob untuk menentang vonis hukuman mati terhadap 529 warga Mesir yang mendukung pemerintahan Mesir yang sah. Dalam demonstrasi ini, mereka memperagakan bagaimana proses eksekusi hukuman mati oleh pemerintahan kudeta Mesir dalam bentuk hukuman gantung.

Langkah itu dilakukannya setelah diri dan keluarganya menjadi korban usaha penyerangan oleh sebuah kelompok bersenjata, malam kemarin di sebauh distrik di ibukota Tripoli.

Jubir Hamas, Shalah Al-Bardaweil, membantah (13/4) tuduhan yang menyebutkan bahw Khalid Misya’al (Kepala Biro Politik Hamas) dan Ismail Haniyah (PM Palestina) telah mendapatkan kewarganegaraan Mesir.

Berbagai aktivis sosial media di Mesir ramai menyebarkan dan membicarakan foto tokoh salafi Mesir penentang kudeta militer, Syeikh Hazim Shalah Abu Ismail, yang memilih untuk membelakangi majlis hakim kudeta dan sibuk membaca koran di saat sidang mengadili dirinya (13/4).

Sebelumnya, telah disepakati pertemuan yang melibatkan empat pihak, yaitu Ukraina, Rusia, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Menteri dalam negeri Ukraina, Arsen Avakov, menulis dalam akun facebooknya bahwa pasukan anti teroris telah dikerahkan di Slavijansk.

Bukan karena kehidupan yang lebih enak, atau pemandangan yang lebih indah. Tapi karena mereka ingin anak-anak mereka tidak terbangun dari tidurnya mendengar dentuman bom atau desingan peluru.

Gambar yang dipublikasikan para aktivis di media sosial menampakkan beberapa korban luka di rumah sakit darurat. Terlihat sekali kondisi korban yang sangat lemas, pingsan, dan sesak nafas.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa baru sekarang perayaan Maulid dilaksanakan.

Pengadilan Banding Tunisia menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada mantan presiden Tunisia, Bin Ali, hukuman penjara seumur hidup.