Internasional

Sejak hari Jumat, Jamaah Anshar Syariah Islamiyah dan kelompok-kelompok lainnya mengalami serangan-serangan yang dilakukan pasukan semi militer pimpinan Khalifa Haftar.

Pemerintah kudeta Mesir terus melaksanakan pemungutan suara di luar negeri untuk hari yang ketiga sejak Kamis lalu (15/5) dan mengklaim jumlah warga Mesir yang memberikan hak suaranya melebihi 111 ribu pemilih.

Rabithah (Ikatan) Ulama Ahlus Sunnah Mesir mengimbau rakyat Mesir agar memboikot Pilpres Kudeta yang dijadwalkan pada 26-27 Mei 2014 ini (khusus dalam negeri).

Aktivis HAM Mesir dan pakar psikologi di Pusat Rehabilitasi Korban Penyiksaan Aparat, Dr. Aida Saif Ad-Daulah, menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi 50 tragedi pembunuhan aktivis penentang kudeta militer sejak peristiwa kudeta pada 3 Juli 2013 lalu.

Dia adalah pendiri partai Dustur dan ikut tergabung dalam Front Penyelamatan yang memelopori penggulingan Presiden Mursi.

Orang-orang buangan ini pun akhirnya dipungut oleh Amerika.

Juru bicara militer pemerintah menyatakan bahwa pihaknya akan menembak jatuh setiap pesawat yang berani terbang di udara Benghazi tanpa meminta ijin khusus.

Tokoh senior Koalisi Nasional Pendukung Legitimasi dan juga dosen Universitas Al-Azhar, Dr. Jamal Abdul Satar, menyatakan bahwa sebenarnya Uni Eropa mengetahui bahwa pemerintahan kudeta militer tidak akan berlangsung lama dan akan tiba saatnya untuk ditumbangkan oleh rakyat Mesir.

Uni Eropa mengumumkan pembatalan pengiriman tim pemantau penyeleggaraan pilpres kudeta di Mesir, yang dijawalkan akan berlangsung pada 26-27 Mei 2014 (untuk dalam negeri).

Keputusan pemerintah Inggris membentuk sebuah tim investigasi pemikiran Ikhwanul Muslimin adalah sebuah kesempatan baik untuk lebih mengenalkan Ikhwanul Muslimin kepada rakyat Inggris.