Internasional

Dua orang Isrel yang ditabrak tersebut adalah polisi. Sedangkan pelaku tabrakan diketahui adalah warga Palestina yang juga mengalami luka parah. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian Zionis Israel masih mengamankan lokasi kejadian.

"Oleh karenanya, wajar untuk bersuara lantang. Tidak seperti negara ASEAN lainnya yang membisu. Karena demokrasi di Indonesia juga lebih maju dari negara-negara ASEAN lainnya," ujar Muzzammil

Satu organisasi hak asasi manusia menuduh aparat keamanan Mesir menggunakan kekerasan seksual dalam skala massal untuk membungkam oposisi, sebagaimana diberitakan BBC (19/5/2015).

Sumber dari surat kabar, Makkah memberitakan, Dr. Saleh Shaibi, pegawai pemerintah yang menangani hal ini mengatakan, penyucian bagian dalam Ka'bah ditunda dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan para jamaah yang tengah menjalani ibadah umrah dan memadati Masjidil Haram.

Sebsi dalam wawancara khusus itu menyebut Uni Emirat Arab meminta dirinya melakukan skenario seperti yang terjadi di Mesir, yaitu dengan menyingkirkan kekuatan Islam dari pemerintahan dan memberikan label tersoris kepada mereka untuk kemudian diperangi oleh negara.

Ketua Parlemen Jerman, Norbert Lammert, memutuskan untuk membatalkan pertemuan yang sudah dijadwalkan dengan pemimpin kudeta Mesir, Abdul Fatah As-Sisi, dalam kunjungannya yang dijadwalkan bulan depan.

Hakim serupa Sya'ban banyak yang terjebak dalam kasus skandal seks yang menjadi kartu AS bagi rezim kudeta yang dapat dibongkar kapan saja. Kasus itu menjadi tekanan hingga para hakim itu melakukan apa yang diinginkan rezim As-Sisi.

Sebagaimana dilansir BBC (19/5/2015), Pemasok sosis ini mengatakan bahwa ini murni kesalahan pemasangan label dan sudah memberi tahu Aldi tentang kesalahan tersebut.

Sebagaimana rilis yang diterima Aljazeera (18/5/2015), Perhimpunan Nasional untuk Demokrasi dan Persatuan (PNDP), parpol oposisi terbesar di Mauritania, menyatakan hukuman mati itu bentuk pelanggaran nyata rezim kudeta di Mesir terhadap HAM dan kemuliaan manusia.

Sebagaimana diberitakan Aljazeera (19/5/2015), hampir dua ratus pekerja Mesir itu dipindahkan ke perbatasan Libya-Tunisia untuk kemudian diserahkan kepada petugas Kedubes Mesir di Tunisia dan selanjutnya dipulangkan ke Mesir.