Internasional

Ribuan warga Turki dikabarkan menggelar aksi unjuk rasa di Medan Sultan Ahmad di Istanbul, menentang hukuman mati rezim kudeta di terhadap Presiden Mursi dan sejumlah petinggi Ikhwanul Muslimin.

dakwatuna.com – Kairo. Usamah, putra dari presiden Mursi berhasil menemui sang ayah di penjara kudeta dan diberi kesempatan membesuk selama 15 menit. Seperti dilansir laman egyptwindow.net, Ahad (24/5/2015). Dalam kesempatan itu melalui Usamah, Mursi memberikan pesan kepada rakyat Mesir yang masih tegar mendukung revolusi demi kemaslahatan masa depan bangsa mereka. Berikut pesan-pesan Mursi: – Terus …

Seorang perwira tinggi pada badan keamanan Israel (Shin Bet) nekad bunuh diri dengan menembakkan peluru di kepalanya setelah dituduh memperlakukan Yahudi Ethiopian secara rasial. Perwira itu sempat mencurahkan isi hatinya di facebook sebelum bunuh diri.

“Saudaraku ditempatkan di ruangan berukuran 2x1 meter. Tidur dengan alas di lantai, dan selimut. Toilet kampung (kotoran langsung jatuh dan terkumpul di bawah) ada dalam ruangan yang sama. Lampu rusak yang tidak pernah menyala. Lubang udara hanya ada di pintu berfungsi untuk tempat masuk makan."

Di Mesir, orang-orang yang mendekam di penjara bukannya penjahat dan sampah masyarakat, melainkan anak-anak muda yang siap membangun negeri.

Pemimpin gerakan Islam di Palestina, Syaikh Raed Salah, turut berunjuk rasa menentang vonis mati yang dijatuhkan kepada Presiden Mursi dan para pemimpin Ikhwanul Muslimin di Mesir, Sabtu (23/5/2015) kemarin.

Pengadaan masjid mobile adalah untuk membantu umat Islam Rusia mudah melaksanakan shalat. Apalagi untuk melaksanakan shalat berjamaah, umat Islam Rusia menghadapi masalah kemacetan untuk sampai ke lokasi masjid. Masalah lain adalah terbatasnya lahan untuk pembangunan masjid di kota ini.

Pencabutan kartu identitas penduduk yang dikenal sebagai Kartu Putih bagi orang Rohingya (yang merupakan bangsa muslim minoritas di tengah negara berpenduduk mayoritas Budha) oleh pemerintah Myanmar mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat mereka nekat mempertaruhkan nyawa mengarungi laut.

Sebagaimana diberitakan BBC Indonesia, Badan Pengungsi PBB mengatakan sekitar 1.400 orang tiba di Aceh dengan sekitar 400 lainnya tiba Rabu lalu (20/5/2015) lalu. Sebagian dari pengungsi ini dibantu oleh para nelayan walaupun TNI sempat meminta agar nelayan tidak bawa para migran ke wilayah RI.

Anwar Malek, berkomentar, “Intelijen Iran pernah melakukan aksi teror terhadap pemeluk Syiah di Irak untuk mempersatukan mereka melawan Sunni. Itulah yang mungkin mereka inginkan di Saudi dan tempat lainnya.”