Internasional

Pesawat-pesawat tempur Rusia kembali melakukan pembantaian rakyat sipil di Suriah. Sebuah pasar di Rif Idlib, Sabtu (9/1/2016) hari ini digempur sehingga mengakibatkan 54 orang meninggal dunia, dan 150 orang lainnya terluka.

Kepolisian mengusir seorang wanita Muslimah dari kampanye kandidat presiden Amerika, Donald Trump, Jumat (8/1/2016) kemarin. Muslimah yang memprotes sikap Trump itu mengenakan kaos bertuliskan, “Salam, I Come In Peace.”

Sekretaris jenderal dewan kerja sama negara-negara Teluk (GCC), Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, menyatakan bahwa negara-negara Teluk telah menyepakati mekanisme menghadapi sikap intervensi yang dilakukan Iran di negara-negara Arab.

Burung unta (ostrich) sering menjadi bahan permisalan orang yang takut dan lari dari masalah tanpa menyelesaikan masalah tersebut. Seakan sudah merasa nyaman, padahal masalah masih ada dan belum terselesaikan.

Ombak besar yang disebabkan angin kencang hari-hari ini sedang melanda perairan Jalur Gaza dan Mesir. Ombak itu berhasil melepaskan lapisan besi pelindung pompa dan pipa-pipanya. Pompa itu pun tertarik ombak dan tenggelam di laut lepas.

jumlah mereka yang syahid sebanyak 145 orang dan korban luka sebanyak 15.848 orang. Sedangkan mereka yang ditangkap terhitung sejak awal Intifadhah Al-Quds meletus (1 Oktober 2015) sebanyak 3.422 orang.

"Kami saat ini di Jalur Gaza sedang membangun kekuatan yang akan mengejutkan dunia. Bukan saja untuk mempertahankan Jalur Gaza namun juga untuk membebaskan Al-Quds, Masjid Al-Aqsha dan setiap jengkal tanah Palestina," ujar Haniyah. Mantan PM. Palestina ini kemudian menegaskan bahwa Jalur Gaza merupakan wilayah strategis yang menjadi aset bagi rakyat Palestina.

Tema pembicaraan mereka adalah terkait krisis politik Saudi-Iran yang saat ini kian memanas pasca penyerangan kantor kedubes Saudi di Teheran.

Wakil putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menyatakan bahwa Arab Saudi berharap krisis politik Saudi dan Iran pasca dieksekusinya Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr tidak berujung dengan perang.

Dalam pidatonya itu Abbas kemudian menegaskan bahwa sikapnya tetap dalam mendukung berdirinya dua negara berdampingan. "Apa sebenarnya yang diinginkan mereka (para penjajah)? Kami menginginkan kedaulatan dan hak negara secara utuh", jelas Abbas. Ia kemudian menambahkan dua negara yang dimaksud nantinya adalah negara Palestian dan Israel sesuai dengan batasan teritorial 1967 dengan Al-Quds timur sebagai ibukota Palestina.