Internasional

Sebuah media AS, New York Review Daily, dalam sebuah artikelnya menyebutkan bahwa upaya kudeta Presiden Turki yang gagal pada 15 Juli 2016 lalu telah menguatkan ikatan emosional Erdogan dengan pendukungnya.

Para pejabat keamanan di Turki meyakini bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok bersenjata Kurdi

Ia lalu meminta kepada masyarakat internasional dan lembaga HAM untuk bertindak dan tidak diam menghadapi permasalahan ini. Dunia internasional diharapkan dapat menekan tindakan yang dilakukan Zionis terhadap lembaga internasional yang ada di Jalur Gaza tersebut.

Namun kebijakan dari militer Rusia ini mendapat kritik karena dinilai tidak cukup oleh Sekjen PBB, Ban Ki Moon. "Waktu 3 jam sangat tidak cukup untuk memberikan bantuan bagi sipil yang terperangkap di Aleppo," tegasnya

Hubungan Turki dan Amerika hingga saat ini masih memburuk paska kudeta yang terjadi pertengahan bulan lalu. Para pejabat Turki menuduh pihak Amerika Serikat berada dibalik upaya kudeta tersebut dan intelijen Amerika Serikat CIA sebagai pihak yang mengatur jalannya operasi kudeta.

Tentara Assad beserta milisi pendukungnya berupaya melakukan serangan ke kawasan Ramouseh, selatan kota Aleppo. Serangan ini dibantu dengan gempuran dari pesawat tempur Rusia.

Sedikitnya ada tiga truk bantuan yang membawa sayuran, silinder diesel dan gas. Barang kebutuhan ini dibawa ke lokasi distrik yang selama ini hidup terisolir. Bantuan ini masuk melalui jalan Ramouseh, barat daya kota Aleppo yang jalurnya berhasil dibuka oleh pejuang Oposisi dalam pembebasan kota Aleppo.

Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam menjelaskan tujuan kunjungannya ke Rusia bertemu dengan Presiden Putin. Orang nomor satu di Turki ini kemudian menjelaskan peristiwa penembakan pesawat tempur Rusia oleh Turki 8 bulan lalu merupakan hal yang sangat disayangkan terjadi, namun ia mengaku setelah peristiwa itu hubungan kedua negara tetap berjalan seperti biasa.

Pertempuran yang tepatnya terrjadi di selatan Aleppo ini berlangsung hebat, terbukti dengan upaya rezim Asad yang mengerahkan pesawat tempurnya ke distrik dan pedesaan yang ada di Aleppo pada Senin (8/8/2016) kemarin.