Internasional

Kebijakan Presiden AS Donald Trump didasari atas asumsi dan prasangka berlebihan terhadap Islam. Trump menganggap bahwa Islam adalah radikalisme negara dan tindakan terorisme, padahal Islam adalah beragam aspek yang tidak berdiri sendiri dan sudah terbukti memiliki kontribusi besar terhadap peradaban dan perdamaian dunia.

Sumber lain ada yang menyebutkan, kondisi Assad memburuk karena terkena stroke. Adapun pihak kepresiden rezim Suriah mengeluar pernyataan yang membantah kabar akan buruknya kondisi kesehatan Assad saat ini.

Rencana pemindahan kedubes AS ini ditunda oleh presiden Donald Trump dikarenakan beberapa pertimbangan. Hal tersebut disampaikan Trump saat diwawancarai oleh Fox News pekan lalu.

Terkait rencana kontroversi Trump tersebut, para pemimpin Palestina berulang kali mengeluarkan kecaman. Pasalnya, pemindahan kedutaan Amerika ke Al-Quds memiliki pesan pengakuan bahwa kota terjajah itu merupakan ibukota bagi Israel.

Hingga kini belum ada kepastian apakah janji Trump itu benar akan direalisasikan atau tidak. Namun yang pasti, berbagai tokoh dan pimpinan negara ramai memberikan kritikan terhadap sikap Trump tersebut, sebagai besar mereka menilai tindakan ini hanya akan menyuramkan perdamaian di Palestina.

"Menjadi hak Amerika menentukan kebijakan imigran di negerinya, namun kebijakan politiknya yang terakhir ini akan berdampak luas terhadap dunia," ujar Burkhalter menyayangkan, seperti dikutip aa.com.tr, Ahad (29/1/2017).

Diberitakan sebelumnya pada hari Jumat lalu sebuah perintah eksekutif ditandatangani Trump berisi larangan masuknya pengungsi ke Amerika Serikat selama 3 bulan kedepan.

Majalan terbitan Prancis, Writer Prize menuliskan jumlah warga asing yang tinggal di Italia sebanyak 2,4 juta jiwa, sebanyak 820.000 diantaranya beragama Islam.

"Kami ingin sampaikan rasa terima kasih kami ke pihak pemerintah Korea Selatan untuk bantuan mereka bagi anak-anak pengungsi Palestina di Suriah," ujar Allan Andriansen, penanggungjawab urusan UNRWA di Suriah.

Video itu disertai status dari Al-Awadi, "Ini yang membuat saya menyukai Aboutrika. Ia membela Rasulnya dan menunjukkan solidaritas terhadap Gaza. Ia menolak hadir dalam pesta penyanyi wanita tersohor di Arab, Nancy Agram. Wajar ia dicintai oleh masyarakat dan dibenci oleh militer."