Eropa

Seorang warga Prancis keturunan Maroko meninggal dunia, Rabu (14/1/2015) yang lalu, di Vaucluse, Prancis bagian selatan, dengan 17 luka tusukan, akibat gelombang kebencian terhadap Islam yang sedang melanda Prancis dan beberapa negara Eropa akhir-akhir ini.

Oglo juga mengutuk keras penerbitan koran yang Charlie Hebdo yang menerbitkan kembali kartun nabi di edisi Rabu (14/1/2015). Ia menjelaskan bahwa kebebasan berekspresi itu tidak berarti bebas melakukan pelecehan.

Ketua Persatuan Ulama Islam Sedunia, Syaikh Yusuf Al-Qaradawi, menolak dan mengecam penyebaran kartun-kartun menghina Rasulullah Saw oleh majalah satire Perancis Charlie Hebdo.

Gerakan anti Islam di Jerman yang menamakan dirinya Pegida mengumumkan pembukaan cabangnya di Spanyol, sebagaimana diberitakan Islam Memo (15/1/2014).

Perdana menteri Turki, Ahmed Davutoglu, menyatakan bahwa Islam akan tetap eksis di Eropa. Komunitas Muslim di Eropa sudah tidak mungkin diperlakukan sebagai imigran yang berdomisili sementara, dan bisa dideportasi.

Dewan Muslim Prancis (CFCM), Senin (12/1/2015), menyatakan bahwa islamopbobia meningkat di Prancis. Minoritas Muslim menjadi sasaran tindakan anarkis. Ini adalah akibat langsung dari peristiwa tragedi Charlie Hebdo, sepekan yang lalu.

Sebanyak 35 ribu warga Jerman, Senin (12/1/2015) kemarin, berdemonstrasi menolak penggunaan tragedi Charlie Hebdo sebagai dalih untuk memusuhi dan mengintimidasi umat Islam.

Erdogan bahkan menyebut Netanyahu melebihi Hitler dan kaum barbar mengingat apa yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Pendiri sekaligus pemilik situs jaringan sosial media Facebook, Mark Zuckerberg, mendapatkan kecaman dan hujatan sengit umat Islam sedunia disebabkan sikapnya yang membolehkan publikasi kartun menghina Nabi Muhammad di situs facebook-nya.

Masjid Sulaimaniyah (masih dalam pembangunan) yang terletak di kota Dormagn, Jerman Barat, kembali mendapatkan serangan intimidasi pihak tidak dikenal, sebagaimana diberitakan Islam Memo (12/1/2015).