Eropa

Sebuah keluarga tetap selamat walau tersambar petir setelah sebuah badai tiba-tiba terjadi di sebuah kota di Jerman, Chemnitz. Anak berusia 9 tahun terjatuh tak sadarkan diri dan harus diresusitasi oleh ayah dan kakeknya di lokasi kejadian. Dia dirawat di ruang perawatan intensif. Anggota keluarga lainnya, termasuk nenek, 2 anak, dan seorang lagi, dibawa ke rumah sakit dengan luka ringan.

Sekitar 70 tahun yang silam, kebanyakan warga Muslim Tatar Krimea diusir dari tempat tinggalnya, dan dibuang ke wilayah-wilayah yang jauh dengan perlakuan yang sangat kejam.

Sejak awal terjadinya bencana itu, sudah beredar isu yang tidak bertanggung jawab di media sosial. Misalnya, terdapat anak-anak berusia 15 tahun yang menjadi korban; ada anak-anak Suriah yang bekerja di pertambangan; dan sebagainya

Selama beberapa tahun pasca perang, ranjau telah membunuh lebih dari seribu orang, di antaranya 237 anak-anak.

Pemerintah Bosnia Herzegovina menetapkan hari ini, Selasa (20/5/2014) sebagai hari berkabung.

Dubes Turki untuk Palestina, Mustafa Sarnic, menggelar pertemuan dengan Ketua Parlemen Palestina, Abdul Aziz Dweik, di Ramallah (19/5).

Perdana menteri sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, mengatakan, “Kami siap melakukan apapun yang bisa membuat Ukraina kembali bersatu.”

Titik beratnya, mengacu pengembangan intepretasi pasal 60 yang isinya memberikan hak kepada pemerintah untuk mencabut kewarganegaraan Inggris yang memiliki dua paspor.

Untuk Muslim Kanada, perjalanannya ke tanah kebebasan berubah menjadi mimpi buruk setelah dia dan ibunya dihentikan dan ditahan selama sekitar enam jam di sebuah penyeberangan perbatasan AS.

Dalam laman media tersebut, terpampang video insiden terbenturnya Akli dengan judul yang bertuliskan “Indonesia Morto dopo un tackle del Portiere”