Asia

Warga Al-Quds yang menjadi saksi mata penodaan tersebut mengatakan, para penjajah melakukan ritual Talmud di dekat pintu Al- Malik Faisal, salah satu pintu Masjid Al Aqsa. Hal serupa juga dilakukan pemukim Yahudi lainnya di dekat pintu Al-Qatahnin, kondisi ini membuat penduduk Palestina di Kota Al-Quds berkumpul mengusir para pemukim Yahudi sebelum kedatangan aparat keamanan Israel.

Kebanyakan dari anak-anak yang ditangkap tidak boleh didampingi oleh anggota keluarga ataupun pengacara. Mereka ditangkap dalam kondisi mata tertutup serta tangan dan kaki terikat. "Di penjara manapun mereka ditawan, mereka semua mendapatkan perlakuan yang buruk dan siksaan bertubi-tubi," jelas lembaga HAM tersebut.

Kamp latihan militer yang diikuti oleh lintas usia ini bertujuan untuk membina generasi pejuang yang siap membebaskan Palestina dari penjajahan, disamping itu mereka juga mendapatkan pembekalan secara spritual, wawasan umum, akhlak dan tempaan fisik.

Melalui akun pribadinya di media sosial, Twitter, Alwaleed menuliskan, dirinya membantah pemberitaan tersebut, bahkan ia tegaskan selama Al-Aqsha masih berada di bawah jajahan Israel, ia tidak akan mengunjungi kiblat pertama umat Islam tersebut.

Iran tidak akan menjadi satu-satunya negara yang berada di lingkaran Bashar Al-Assad, namun juga ada Uni Emirat Arab.

Khalfan selama ini dikenal sebagai sosok kontroversial asal Emirat Arab, kebenciannya terhadap Jamaah Ikhwanul Muslimin dan jejaringnya juga ia alamatkan kepada Kerajaan Saudi Arabia. Ia mengkritik keras Raja Salman dikarenakan sikapnya yang kooperatif dengan kelompok Islam khususnya jamaah Ikhwanul Muslimin, termasuk di dalamnya Hamas yang merupakan representatif jamaah tersebut di Palestina.

Umat Islam dilarang merayakan hari raya seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka tidak boleh menampakan suka cita bersama keluarga dan tetangga.

Kepolisian Turki menangkap orang yang diduga memimpin organisasi Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) di Turki, Halis Baianjok, bersama istrinya, Jumat (24/7/2015) pagi tadi.

Perdana menteri Turki, Ahmed Davutoglu, Jumat (24/7/2015) hari ini, mengatakan bahwa militer Turki berhasil memukul titik-titik kekuatan ISIS di Suriah. Serangan Turki ini dilakukan tanpa memberitahu pemerintah rezim Bashar Asad.

Sebanyak 35 anggota organisasi Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) tewas dalam sebuah serangan balasan yang dilancarkan pesawat tempur Turki di beberapa wilayah Suriah, Jumat (24/7/2015) hari ini.