Asia

Kementerian kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan habisnya stok 154 jenis obat-obatan di Jalur Gaza akibat blokade yang diterapkan Israel dan Mesir.

Sebuah media Iran ( yang disebutkan dekat dengan pembuat kebijakan di negara Syiah itu) menyebutkan adanya pembicaraan rahasia AS dan Suriah di Muscat, dimediasi oleh Kesultanan Oman.

Kantor berita Rusia, Sputnik, menyebutkan keinginan Arab Saudi untuk membeli rudal “Alexander”, dalam perjanjian pembelian senjata buat Rusia baru-baru ini.

Al-Hodaif menuliskan, dari Tanjah hingga Jakarta... kita hidup dengan nilai-nilai Islami dan tidak mengenal satupun musuh kecuali Zionis Yahudi. Ia kemudian menambahkan,"Hingga kelak nampak musuh lainnya yang jauh lebih bengis dan haus darah, yaitu Syiah As-Shafawi."

Jemaah di salah satu masjid di kota Sana’a, ibu kota Yaman, memutuskan keluar masjid dan tidak jadi melaksanakan ibadah Shalat Jum’at saat seorang yang dikenal loyalis Syiah Hutsi naik ke atas mimbar khutbah Jum’at.

Perlu diketahui paska agresi terakhir Israel ke Gaza, pihak penjajah memberikan izin sholat Jumat di Al-Aqsha kepada warga Palestina di Jalur Gaza dengan syarat usia di atas 50 tahun. Mereka diberikan izin melintasi penyeberangan Beit Hanoun yang berada di bawah jajahan Israel. Kegiatan ini sendiri merupakan hasil dari koordinasi antara administratif urusan sipil Palestina yang berpusat di Tepi Barat dengan pihak Israel.

Dalam kesempatan tersebut Haniyah juga menyampaikan pesan terhadap keluarga As-Syahid bayi Palestina, Dawabsha serta warga di Tepi Barat agar tegar menghadapi ujian ini dan tanpa henti menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah.

Pihak Israel telah sepakat membentuk koridor maritim yang menghubungkan Jalur Gaza dengan pulau Siprus yang ada di Laut Tengah. Kesepakatan ini disinyalir sebagai kompensasi dari diperpanjangnya masa gencatan senjata 7 hingga 10 tahun mendatang.

Sumber resmi Palestina, wafa.ps memberitakan, Menlu Suraih, Faisal Mekdad telah menyampaikan keputusan pembukaan tersebut kepada Departemen Politik Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang ada di Damaskus.

Penyidikan khusus atas tewasnya 4 anak-anak warga Arab Saudi dan keracunan 28 orang lainnya pada bulan Juni lalu menyimpulkan pengelola salah satu hotel di kota Mashad, Iran, bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.