Asia

Delegasi militer Rusia yang dipimpin oleh Nikola Bogdanovski, Selasa (6/10/2015) hari ini, mengunjungi Israel untuk melakukan koordinasi serangan udara di Suriah agar tidak terjadi saling serang antara militer Rusia dan Israel.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan bahwa Turki tidak tahan melihat serangan Rusia di Suriah. Serangan itu bisa jadi membuat hubungan Turki-Rusia putus. Hal itu disampakan dalam sebuah konferensi pers di Brussel, Selasa (6/10/2015) hari ini.

Para saksi mata mengatakan, aparat Israel menembakkan lebih dari 10 peluru ke arah pemuda Palestina tersebut sehingga ia meninggal di tempat, seperti dikutip laman felesteen.ps.

Pesawat tempur Israel kembali melancarkan serangan membidik tempat-tempat yang dituduh pusat kekuatan Hamas di Jalur Gaza pada Senin dini hari ini waktu setempat (5/10/2015).

Penasehat Gubernur Abu Dhabi (wilayah bagian Persatuan Emirat Arab), Dr. Abdul Khalik Abdullah, mengkritik dukungan Menlu Mesir terhadap serangan militer Rusia di Suriah dan menyebutnya sebagai sikap yang tidak tepat.

Salah seorang aktivis oposisi Suriah, Basam Ji’arah, mem-posting foto para tentara Rusia yang tengah diberkati (didoakan dengan ritual khusus dalam ajaran Kristen) oleh seorang pendeta sebelum mereka dikirim ke Suriah.

Penguasa Suriah, Bashar Asad, menyatakan bahwa koalisi empat negara; Suriah, Irak, Iran, dan Rusia, harus berhasil. Jika gagal, maka seluruh kawasan Timur Tengah akan hancur total.

Perdana menteri Irak, Haider Al-Abadi, menyatakan bahwa pihaknya tidak berkeberatan jika Rusia juga melakukan serangan udara di wilayah Irak untuk memerangi ISIS. Irak sudah berkoordinasi dan mengundang pasukan Rusia untuk melakukan hal itu.