Asia

Menyikapi kondisi ini, faksi-faksi perlawanan Palestina seperti Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Jihad Islami, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina dan faksi lainnya mengapresiasi perlawanan rakyat Palestina menghadapi penjajah Israel.

Sekjen PBB, Ban Ki Moon, pada Rabu kemarin (18/11/2015) meminta perlakuan yang manusiawi terhadap pengungsi kepada negara-negara Eropa, di tengah sorotan dunia terhadap serangan bom di Paris minggu lalu.

Setelah empat bulan mendapatkan kecaman dunia karena mendeportasi 109 muslim Uighur ke Cina, junta militer Thailand kembali menuai kecaman para aktivis HAM setelah mendeportasi dua aktivis pro-demokrasi ke Beijing.

Sumber militer Israel menyebutkan bahwa rezim Bashar Al-Asad di Suriah telah menggunakan lebih dari 90% kekuatan rudal balistiknya melawan pejuang revolusi selama 4 tahun terakhir.

Perundingan pembentukan pengadilan adhoc terhadap tragedi pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina tahun lalu masih berjalan di tingkat Tim Investigasi Bersama (Join Investigation Team/JIT) MH17, sebagaimana diberitakan The Malaysia Insider (18/11/2015).

Lembaga HAM dunia Human Rights Watch (HRW), menuduh kelompok pemberontak Syiah Hutsi di Yaman telah melakukan kejahatan kejam kepada warga sipil. Seperti dilansir Islammemo, Rabu (18/11/2015) hari ini.

Tanggal 29 Nopember merupakan hari yang menyakitkan bagi bangsa Palestina. Di mana pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian: 78% untuk Israel dan 22% untuk Palestina. Oleh karenanya, hari ini diperingati sebagai hari solidaritas dunia untuk Palestina.

Ia kemudian menjelaskan, isi pembicaraan itu adalah menginformasikan hal buruk tentang Gerakan Islam. Tujuannya adalah agar gerakan tersebut tidak lagi mendapat jaminan dari UU. Pejabat Arab itu menurut Salah juga menyebut Gerakan Islam sebagai ujung tombak dari pertahan masjid Al-Aqsha. Dengan kata lain, membubarkannya sama akan memudahkan langkah Israel untuk menguasai Al-Aqsha.

Dengan perbandingan ini, maka terhitung sejak dibangunnya tembok rasial 9 tahun lalu, jumlah korban Israel paling banyak terjadi pada bulan Oktober 2015 kemarin. Sehingga kondisi ini diakui sebagai bulan yang paling suram yang dilalui Israel selama 9 tahun terakhir.

sumber dari Kementerian di Otoritas Palestina tersebut menambahka, mereka yang gugur terdiri dari 70 orang asal Tepi Barat ,18 orang asal Jalur Gaza dan seorang lagi asal Negev.