Asia

dakwatuna.com – Al-Quds. Sebuah bom meledak di bis milik Israel dan melukai sedikitnya 21 orang. Pihak penjajah Israel menyebut ledakan ini bagian dari operasi bom bunuh diri. Perlu diketahui bahwa hingga kini rakyat Palestina terus melakukan perlawanan fisik melalui aksi intifadhah Al-Quds. Beberapa faksi perlawanan menyebut bom bis ini merupakan …

Pihak Israel kemudian menuduh aksi ini bagian dari bom bunuh diri yang dilakukan warga Palestina, mengingat hingga kini perlawanan melalui Intifadhah Al-Quds masih membara di setiap sudut kota. Aparat Zionis Israel hingga kini masih terus melakukan investigasi terkait siapa pelaku dari aksi pemboman ini.

Peristiwa ini langsung ramai dibicarakan kalangan aktivis media sosial di Turki. Sikap Erdogan ini paling tidak memberikan gambaran bahwa dirinya masih menolak rezim kudeta yang menggulingan Mursi selaku presiden Mesir yang sah dan konstitusional.

Namun demikian mantan intelijen Israel ini, kalaupun Erdogan terpaksa memperbaiki hubungannya dengan Zionis Israel, tetap saja pihak Israel meyakini itu muslihat belaka dan tetap memposisikan Israel masih layaknya musuh.

Seperti dilansir surat kabar alghod.com, Yordania, beberapa tahun yang lalu Masjid Hassan Beik mendapatkan serangan yang menjijikan dari para pemukim Yahudi. Mereka melempari masjid dengan kepala babi yang diletakan di depan pintu masjid bagian dalam.

Ayyat Al-Bazzar, jubir mendagri di Jalur Gaza yang turut dalam pertemuan dua pekan lalu itu mengatakan, pengetatan keamanan ini dilakukan demi menjaga keamanan regional Mesir dan juga Palestina. Ia juga menegaskan tidak akan mengizinkan seorangpun dari Jalur Gaza mengancam keamanan bagi pihak Mesir. "Ini adalah pesan yang ingin kami sampaikan kepada saudara kami di Mesir," jelasnya.

Seperti dilansir laman alghad.com, laporan ini juga menyebutkan ada 12 jasad dari syuhada Palestina yang hingga kini masih ditahan pihak Israel. Mereka adalah korban kejahatan Israel yang terjadi dalam rentang waktu tanggal 8 Oktober 2015 hingga 9 Maret 2016.

Para aktifis medsos mendukung Recep Tayyip Erdogan sebagai bentuk apresiasi terhadap kiprahnya di dalam negeri Turki dan juga sikapnya yang mendunia.

Ia kemudian menambahkan, diantara mereka yang berasal dari Arab Saudi adalah para tokoh ternama, seperti Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syaikh Saud Suraim, dan Ulama seperti Syaikh Salman Al-Audah dan Syaikh 'Aidh Al-Qarni. Asad dinilasi sangat dendam dengan Saudi, dan memasukkan siapapun tokoh yang mendukung rakyat Suriah dalam menentang rezimnya.

Dalam konferensi persnya Nashir mengatakan, pemilu memerlukan suasana positif yang kondusif. "Rekonsiliasi harus lebih dulu diwujudkan sebelum pemilu digelar. Mengakhiri perpecahan di internal Palestina merupakan pintu masuk untuk menyukseskan jalannya pemilu nanti," jelas Nashir.