Asia

Mattis kemudian menambahkan, serangan rudal tomahawk yang ditembakkan AS ke pangkalan udara Syairat Suriah hari Kamis lalu, telah menghancurkan 20% sistem operasi pesawat, ditambah dengan bahan bakar, serta perangkat angkatan udara lainnya yang berada di lokasi.

Ia kemudian menambahkan, serangan Amerika ke lapangan udara rezim Asad sebagai peringatan agar tentaranya tidak lagi menggunakan senjata yang dilarang penggunannya oleh dunia internasional itu.

Surat kabar tersebut melansir dari sejumlah sumber, pada hari Jum'at kemarin, PM. Israel Benyamin Netanyahu menyampaikan rencana pembuatan zona tersebut dihadapan para pejabat AS dan negara lainnya. Rencana ini diharapkan menjadi bagian dalam mengambil keputusan terhadap solusi krisis di Suriah.

Disamping itu, wilayah Dar'a, selatan Suriah, juga menjadi target serangan pesawat tempur Rusia. Bahkan sebuah rumah sakit di sana harus berhenti beroperasi karena terkena serangan hingga bangunan fisiknya porak poranda. Seorang tenaga medis dilaporkan gugur dalam peristiwa itu.

Disamping itu, pihak Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, menyikapi agresi Amerika ke Suriah tersebut pihaknya akan menghentikan MoU terkait keselamatan dan pencegahan insiden penerbangan selama operasi di Suriah dengan AS.

Jubir Menteri Pertahanan Amerika, Jeff Davis mengatakan, serangan tersebut berdasarkan perintah dari presiden Amerika Donald Trump dengan menggunakan rudal jenis tomahawk.

Sambutan positif juga datang dari pemerintah Inggris, Perancis dan juga Israel. Terkait serangan ini, negara pendukung rezim Asad, Iran dan Rusia mengecam serangan Amerika ini, dan menyebutnya sebagai agresi militer yang melawan kebijakan negara-negara di PBB.

Syaikh Husain memperingatkan seruan organisasi Kuil Ilusi Sulaiman untuk menyerbu masjid Al-Aqsha, serta ikut serta ritual perayaan paskah, yang direncanakan digelar di area istana Umayyah yang berdekatan dengan kawasan masjid. Penyerbuan tersebut dilakukan bertepatan dengan hari-hari raya Yahudi yang dimulai Kamis yang lalu.

Faris dalam pers rilisnya mengatakan, bahwa ancaman-ancaman Israel tidak akan menghentikan keinginan para tawanan dan tidak akan menghalangi mereka untuk melanjutkan perlawanan untuk mendapatkan hak mereka.

Selain itu, UNICEF juga melaporkan, setidaknya terdapat 8,4 juta anak-anak Suriah yang memerlukan bantuan, baik di dalam maupun luar Suriah.