Amerika

Sebelumnya, Korut mengancam akan meluncurkan rudal balistiknya ke arah pangkalan militer AS yang terletak di Pulau Guam, Samudera Pasifik.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Selasa (8/8/2017) berkata, “Saya menegaskan kepada Korea Utara untuk tidak memberikan ancaman lebih lanjut kepada Amerika Serikat. Jika tetap bersikeras memberi ancaman, maka Korea Utara akan hancur dan mendapatkan kemarahan dari seluruh dunia.”

Selain itu, Tillerson juga menyampaikan kepada Lavrov bahwa Washington sedang membahas respon balasan atas keputusan Kremlin yang mengurangi staf diplomatiknya di Rusia.

Seperti diwartakan sebelumnya, DK PBB akhirnya menjatuhkan sanksi baru kepada Korut akibat uji coba rudal balistik antar benua yang mereka lakukan baru-baru ini.

Sedangkan Ketua Pusat Studi Islam di Quebec, Muhammad al-Ubaidi, melalui akun twitternya mengucapkan terima kasih kepada perdana menteri, Justin Trudeau dan juga Walikota Quebec.

Saat diwawancarai surat kabar Jerman, Gabriel menambahkan, dirinya bersama Tillerso tengah berupaya mengakhiri krisis dan menjauhkan negara-negara Teluk dari perang.

Ia menambahkan, “Segala harapan untuk memperbaiki hubungan kami dengan pemerintahan Donald Trump telah pupus.”

Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertentangan antara kedua belah pihak terkait banyak persoalanan, tambah Tillerson, sebagaimana dilansir dari Aljazeera.net, Rabu (02/08/2017).

Pada Sabtu (29/07) lalu, pihak Pyongyang mengumumkan keberhasilan uji coba rudal balistik antar benua mereka. Presiden Korut, Kim Jong-un, bahkan menegaskan bahwa uji coba itu mengonfirmasi kemampuan rudalnya untuk mencapai seluruh wilayah AS.

Rusia mendeportasi sebanyak 755 orang staf kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Moskow.