Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 53)

Puisi dan Syair

Menjaring Matahari

ranting yang kering, tanpa dedaunan, angin malam berdesir, hanya gemeretak ranting di peraduan, berdenyit, menyertai hari-hari dan bergantinya waktu, kumandang adzan telah berbilang, merdu mengalun melukis irama hidup, menegur hembusan nafas tangkai dan daun yang kering kerontang, namun masih berdiri.... sendiri, sambil berbisik lirih, “Tuhan, aku masih ada!”.

Baca selengkapnya »

Dan Al-Quran pun Mengadu

Dan Al Qur’an pun mengadu, Pernahkah kita membayangkan itu?, Pernahkah kita memikirkan bahwa suatu ketika Al Qur’an akan mengadu, Mengadu tentang keengganan kita untuk sejenak meliriknya, Keterburu-buruan kita ketika membacanya, Mengadu tentang bacaan yang tidak sesuai dengan aturannya, Mengadu tentang kita yang tak pernah meresapi makna-makna indah.

Baca selengkapnya »

Mimpiku

Sehelai kertas kulampirkan, Beribu makna kusampaikan, Berjuta impian belum kuwujudkan, Ku menanti tanpa jawaban, Hikayat hidup tak akan wujud, Bila aku tak berusaha, Menggapai mimpi …, Meleburkan asa …, Tak mungkin aku menanti waktu …, Waktu yang seakan tak berpihak padaku, Aku harus bangun …, Dan aku harus bangkit …, Kubuktikan pada waktu …

Baca selengkapnya »

Biarkan Aku Menangis

Biarkan aku menangis..., Sebagai rasa haruku yang membiru, Sebagai rasa laluku yang mengadu, Rasa rasa penyedap dalam kalbuku, Biarkan aku menangis..., Karena guronan batu yang menepis, Biarkan aku menangis, Karena luka yang memanas, Biarkan aku menangis..., Menangis rindu dan malu, Pada Rabbku ..., Biarkan aku menangis..., Dengan butiran cinta yang bagai gerimis.

Baca selengkapnya »

Akulah Kebencian

Detak jantungku semakin kencang, Saat lara menyapa dan pedih mencacah jiwa, Aku adalah iblis yang menari di atas, kesenangan, Ataukah setan yang membisikkan perang melawan nafsu, Kebencian itu semakin menggelegak, Melebihi bara dalam balutan api, Menyala-nyala, Bagaikan membakar jiwaku, Hingga yang tersisa hanyalah kebencian di atas kesenangan.

Baca selengkapnya »

Biasa Saja, Badai Juga Akan Lewat

Biar saja pagi ini, Kukecup selaksa duri yang menghujam hati, Biar saja pagi ini, Kuhirup sayatan hati saudara di sebelah, Biar saja, orang-orang tidak berhenti mencacinya, Jelas saja, Karena ia pembeda, penggerak dan aktor utama, Yang aku tahu, lakon yang ia bawakan tidak biasa, Bukan yang sekarang terjadi benar terjadi benarkah?, Sampai kepada satu masa.

Baca selengkapnya »

Ayah yang Ku Sayang

Di mana engkau berada ayahku, Di mana aku harus mencari dirimu, Di mana aku harus mengadu, Aku sangat merindukan peluk hangat darimu, Aku sangat merindukan kasih sayangmu, Aku juga sangat merindukan senyum manismu, Hidup ini hampa tanpamu, Hidup ini tak ada gairah dan kebahagiaan tanpamu, Hidup ini penuh kesedihan tanpa kehadiranmu.

Baca selengkapnya »

Segelas Kopi

Segelas kopi penghangat suasana, Dari dinginnya hiruk pikuk, Yang dapat melumat kreativitas, Membangun jiwa terbang meninggi, Hingga tak teraih tangkapan mata, Begitu tinggi melayang, Dalam garis yang mulai fatamorgana, Jelas tak jelas begitu samar, Segelas kopi pengencer pemikiran, Dari bekunya hati dan pikiran, Gejala suasana genting dan mencekam.

Baca selengkapnya »

Oh Lucunya Manusia Negeri Ini

Oh lucunya manusia negeri ini…, Pemimpinnya hanya memikirkan perut sendiri, Hukum bisa dibeli, Pelaku porno yang seharusnya di rajam, tetap eksis di televisi, Pemuja nya pun sampai menangis histeris, Masalah Koruptor? Apalagi…, Oh lucunya manusia negeri ini…, Kalau ada yang berjilbab menutup rapat dicurigai, Jenggotan dan celana gantung dimusuhi.

Baca selengkapnya »

Gerimis

Duhai Dzat yang menggenggam kehidupan, sudilah kiranya, Kau keluarkan aku dari lorong pekat ini, Lorong yang aku masuki dengan segala kebodohan dan kepayahanku dalam memerangi nafsu, Lorong yang semakin pekat dengan ragam aturan-Mu yang aku langgar lagi dan lagi, Lorong yang semakin menyeret langkahku pada keterpedayaan, dan keterasingan bahkan dari hal-hal.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization