Petinggi Hamas ini juga membantah pernyataan Netanyahu dalam pidatonya yang menyebut Hamas menjadikan anak-anak sebagai tameng hidup adalah pernyataan dusta. Ia justru mempertanyakan, bagaimana Netanyahu mencari pembenaran telah membunuh lebih dari 500 orang anak-anak Palestina dalam agresi militer mereka kemarin. yang dimulai sejak tanggal 7 Juli 2014 dan berlangsung selama 51 hari.

Channel 2 Israel pada hari Senin (29/9/2014) memberitakan, bahwa puluhan tentara Israel tengah melewati masa pengobatan psikis. Saat ini pihak militer mereka sedang mencari tentara yang bermasalah secara psikis untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.

“Kita tak perlu memiliki Superman atau Spiderman untuk membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan dan penistaan. Kita memiliki Umar dan Shalahuddin. Mereka bukan mitos, tapi berwujud nyata sebagai manusia seperti kita” jelas Dr. Saiful, “Kita hanya perlu menelusuri faktor dan rahasia kesuksesan mereka. Tiru, lakukan dengan sidikit modifikasi sesuai zamannya”

Sejak militer mengkudeta pemerintahan yang sah, Mursi yang digulingkan dari kursi kepresidenan mendapat berbagai macam tuduhan dari kubu kudeta. Tuduhan yang dibuat-buat ini menjadi kampanye pro kudeta untuk memperburuk citra Mursi di masa menjabat presiden.

Sejak terjadinya kudeta militer terhadap presiden terpilih Muhammad Mursi, para pendukung legitimasi Mursi banyak yang dijebloskan ke dalam penjara. Buruknya kondisi serta minimnya perhatian pemerintah kudeta terhadap para tahanan, menyebabkan banyak dari mereka yang akhirnya mati di penjara secara perlahan.

Disamping dididik secara militer, secara bersamaan mereka juga akan diberikan materi-materi tarbiyah dan peningkatan keimanan.

Media "Israel" melalui situs WALA pada hari Sabtu (27/9/2014) kemarin memberitakan, adanya pertemuan "langka" disalah satu rumah mantan Mentri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton yang mempertemukan Tzipi Livni (Ketua Perundingan Israel dengan Palestina) dengan anggota Liga Arab

Agenda ini akan menjadi kelanjutan dari pelayaran Armada Kebebasan I yang berakhir dengan penyerangan dari tentara khusus Israel dan menewaskan 10 orang aktivis asal Turki.

Tercatat sebanyak 10.000 anak-anak Palestina yang berusia 8 hingga 18 tahun saat ini mendekam di dalam penjara Israel.

dakwatuna.com – Kairo. Pengadilan Mesir pada hari Sabtu (27/9/20014) akan menentukan nasib akhir dari mantan presiden Mesir, Husni Mubarok, mantan Menteri Dalam Negeri, Habib Al-Adly serta enam mantan pejabat kepolisian. Mubarok melewati persidangan yang cukup panjang setelah dinyatakan bersalah pada Juni 2012 karena terlibat dalam pembunuhan demonstran pada revolusi Januari 2011 …