Dr. Basim Khafaji, seorang politikus asal Mesir yang berdomisili di Turki, mendirikan sebuah front revolusi yang diberi nama "Front Pembebasan Mesir". Khafaji kemudian menyeru kepada faksi politik dan kelompok anti kudeta di Mesir, untuk bergabung dengan front yang baru ia dirikan ini.

Aparat keamanan Israel, pada hari Senin pagi (3/11/2014) menangkap seorang muslimah Al-Quds karena menghalangi masuknya salah seorang anggota Knesset (parlemen Israel) ke komplek Masjid Suci Al-Aqsha. Sebagaiamana yang dilansir oleh situs berita Palestina, felesteen.ps.

Gerakan Perlawanan Islam Hamas, menagtakan bahwa ditutupnya dua penyeberangan dari Jalur Gaza oleh Israel merupakan bentuk pelanggaran terhadap perjanjian kesepakan gencatan senjata. Dan upaya saling memamhami untuk mengehntikan kontak senjata antara Palestina dan Israel.

Berbagai kelompok nasionalis dan Islamis di Jalur Gaza, meminta kepada masyarakat dunia untuk mengerahkan berbagai upayanya memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina seperti hak untuk kembali ke tanah Palestina, laporan terkait kondisi warga Palestina dan mendukung berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Al-Quds sebagai ibukota negara.

Ketua Partai Muktamar Sudan, Ibrahim Syaikh pada hari Ahad (2/11/2014) kemarin mengatakan, partainya akan memboikot pelaksanaan pemilu yang akan dilaksanakan pada tahun depan. Hal ini dikarenakan, iklim politik yang mengekang kebebasan, tidak mengizinkan tercapainya pemilu yang adil, karena ini akan mengurangi kredibilitas dari pemilu itu sendiri.

Pengadilan Mesir menjatuhi hukuman selama 3 tahun penjara terhadap 8 orang pemuda yang ikut serta dalam acara pesta kawin sejenis yang untuk kali pertama terjadi di negeri piramida Mesir.

Ratusan penduduk Gaza tumpah ruah dalam aksi solidaritas untuk menyelamatkan Al-Aqsha yang digelar oleh gerakan perlawanan Islam, Hamas. Ahad (2/11/2014). Aksi ini digelar sebagai bentuk perlawanan terhadap serangan yang dilakukan Israel ke masjid Al-Aqsha. Hamas kemudian menyerukan aksi operasi bom syahid untuk melawan kejahatan penjajah ini.

Direktur Masjid Al-Aqsha, Umar Al-Kiswani pada hari Kamis (30/10/2014) mengatakan bahwa pihak penjajah Israel sepakat untuk membukakan masjid Al-Aqsha untuk para jamaah yang ingin sholat, namun diberi batasan usia. Keputusan ini akan diterapkan mulai waktu sholat Shubuh pada hari ini, Jum'at (31/10/2014).

Komite Perlawanan Palestina mendukung sikap yang mereka istilahkan dengan nama "Operasi Heroik" yang ditujukan kepada Rabi Yehuda Glick, salah satu dari pemimpin Zionis Radikal di jantung kota Al-Quds. Kelompok perlawanan ini menyebut, bahwa tindakan ini merupakan hal wajar yang terjadi terhadap praktek terorisme yang dilakukan Zionis dengan menginjak-injak hak-hak umat di masjid Al-Aqsha dan kota Al-Quds.

Sumber channel 10 Israel memberitakan, bahwa Glick merupakan salah satu dari penanggungjawab di organisasi Pengawas Gunung Haekal dan penanggungjawab di organisasi penyerbuan ke masjid Al-Aqsha oleh para pemukim Yahudi. Glick diketahui tewas setelah tiga butur peluru bersarang di tubuhnya. Ia diperkirakan ditembak dari jarak "nol" oleh seorang pengendara motor.