Pernyataan ini disampaikan Ariel melalui siaran radio Ibrani, Rabu kemarin (4/2/2015). Ia mengatakan, "Bangsa Yahudi tahun ini akan mendapatkan haknya dalam menjalankan agama. Bangsa Yahudi akan kembali mendapatkan gunung Haekal-sebutan untuk masjid Al-Aqsha-yang merupakan tempat ibadah paling penting dan sakral di muka bumi."

dakwatuna.com – Kairo. Sebuah hasil riset dari salah satu lembaga kajian Zionis Israel menyebutkan, pentingnya Israel memberikan dukungan penuh terhadap rezim As-Sisi yang berkuasa di Mesir saat ini. Menurut lembaga ini, wujud dari dukungan tersebut dalam bentuk bantuan informasi intelijen dan politik, termasuk diantaranya membantu As-Sisi dalam memperbaiki hubungannya dengan Amerika serta …

Melalui jejaring sosial, Twitter pada hari Selasa (3/2/2015) kemarin Marc menuliskan, "Dilepaskannya Peter Greste dan Fahmi merupakan cara Mesir berinteraksi dengan Barat yang menginginkan hubungannya dengan rezim As-Sisi kembali membaik," tulisnya. "Namun tidak akan ada lagi yang tertipu," tambah Mark menyindir sikap Mesir yang tidak bisa dipercaya.

Bola panas dari pernyataan As-Sisi ini telah mengundang perdebatan di media. Salah satunya dalam acara talk show di stasiun TV swasta, Al-hayah, yang menyimpulkan bahwa campur tangan asing yang dimaksud As-Sisi adalah Hamas, kelompok pejuang Islam yang selama ini berada di Jalur Gaza.

Kabar tentang Fahmi ini dibenarkan pihak keluarga. Reporter Aljazeera yang mendekam selama 400 hari di dalam penjara Mesir ini telah menarik kewarganegaaraan Mesir-nya agar bisa bebas dan dideportasi keluar Mesir. Pihak pemerintah Kanada melalui Menlu Kanada, John Baird mengatakan, Fahmi yang berstatus sebagai warganya dipastikan akan bebas dalam waktu dekat.

Ia mengatakan, pihak penyerang seharusnya memiliki keleluasaan dalam menyerang ketimbang pihak yang bertahan, karena mereka yang menentukan tempat dan waktu penyerangan. Namun anehnya menurut Imran, tentara Mesir yang mengklaim dapat mengatasi para penyerang ini tidak menampakkan jasad pelaku penyerangan yang berhasil mereka lumpuhkan ataupun yang berhasil mereka tahan.

Sebelumnya diberitakan, pihak Hizbullah Libanon secara tidak langsung mengirim pesan kepada otoritas Israel, akan menghentinkan serangan militer. Adapun serangan yang terjadi kemarin-menurut Hizbullah-merupakan balasan dari serangan Israel di Qunaitirah, Suriah pada tanggal 18 Januari kemarin yang menyebabkan 6 orang petinggi Hizbullah tewas.

Mereka juga mengatakan, aksi besok sebagai upaya untuk menjamin akan kehidupan yang mulia dalam berbangsa dan bernegara. Serta demi menggapai kembali kebebasan yang dirampas oleh militer yang selama ini menangkapi dan menindas rakyat Mesir.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, Hizbullah berhak membalas serangan Israel, yang beberapa waktu lalu menyerang Hizbullah di wilayah Qunaitirah, Suriah, sehingga menyebabkan 6 orang petinggi mereka tewas.

Sumber dari Hizbullah bahkan memberitakan, bahwa korban tewas dari pihak Zionis Israel dalam peristiwa itu sebanyak 15 orang, beberapa orang tentara mengalami luka-luka.