Salah satu adegan di dalam cerpen berjudul “Bila Buku Dipertaruhkan” cukup menyentil nurani saya. Mengingatkan kembali akan makna ukhuwah yang pernah tertanam di otak saya, saat masih duduk di bangku kuliah. Adegan itu pernah saya alami juga, di awal kegiatan Mentoring Rohani Islam. Berhadap-hadapan dengan seorang teman, saling meminta maaf, lalu membasahi bahu teman dengan air mata. Ukhuwah, satu kata indah yang mengikat hati setiap mukmin dengan mukmin lainnya.
Baca selengkapnya »