“Ada apa lagi? Jembatan jodoh lagi? Bukankah kau sudah membuktikannya?” Aku menyindirnya. Namun Johan tak merasa tersinggung. Ia malah tersenyum menatapku dan mengangguk mantap. “Kau masih percaya dengan jembatan jodoh? Jo, sudahlah. Apa kau tak ingat di jembatan itu juga kau dikecewakan. Sebanyak apapun kau tuliskan namamu di jembatan itu kalau Allah belum berkehendak tidak akan ada artinya.”
Baca selengkapnya »Sampai Akhir Penantian
Rey melihat kepergian mereka. Jilbab biru Airin melambai-lambai padanya. Sementara Airin juga merasakan hal yang sama. Masih banyak rasanya yang ingin disampaikannya pada Rei. Tapi...,sudahlah. Airin juga tidak ingin merusak segala sesuatunya. Rey pasti sudah bahagia dengan pasangannya. Airin teringat bagaimana ayahnya ketika itu akhirnya menyerahkan semuanya kepada Airin. Tapi semua itu sudah terlambat. Rey sudah pergi tak tahu entah kemana.
Baca selengkapnya »Memoar Tentang Ayah
Bus yang membawaku pulang ke kampung terasa begitu sangat lambat. Pukul tiga sore aku sampai di rumah. Kulihat orang kebanggaanku itu terbujur kaku. Kubuka penutup wajahya. Wajahnya masih seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Air mataku jatuh. Kau telah pergi sekarang. Tapi kau tetap menjadi orang kebanggaan. Kau bukan siapa-siapa seperti layaknya ayah teman-temanku ketika aku kecil. Tapi bagiku kau ayah yang luar biasa.
Baca selengkapnya »Lelaki Senja
Senja, masih dalam keanggunannya. Siapa yang takkan terpesona pada kemolekannya. Tak terkecuali lelaki yang banyak orang bilang gila itu. Ia juga sangat menyukai senja. Bahkan sangat mencintainya. Bagaimana caranya menikmati senja. Prilaku romantisnya pada senja. Ia benar-benar tergila-gila. Sore menjelang senja itu, ia kembali hadir. Rambutnya sudah semakin panjang dan menutupi telinganya. Masih seperti hari-hari kemarin, rambut itu dibiarkanya tak tersisir. Juga dengan celana jeans belel dan jaket kumalnya yang tak pernah berganti. Ia berjalan menuju batu itu. Orang-orang masih memandangnya dengan tatapan aneh. Mencaci maki hingga menyorakkinnya dengan sebutan orang gila.
Baca selengkapnya »