dakwatuna.com – Kairo. Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin sebuah gerakan Islam terbesar di dunia, Muhammad Badi, melihat dalam peringatan Intifadhah ke 2, bahwa bangsa Palestina siap melakukan Intifadhah jilid 3, setelah pengumuman kegagalan perundingan yang dilakukan Otoritas Ramallah dengan entitas Israel. Beliau menegaskan bahwa bangsa Palestina saat ini sedang bergolak di Tepi Barat dan Gaza menentang Israel dan Pendukungnya.
Dalam risalah mingguannya, Jumat (1/10) Badi menggambarkan Otoritas Ramallah seperti sedang menghembuskan nafas terakhirnya di meja perundingan langsung. Beliau mengatakan, “Telah selesai masa perundingan tidak langsung dan bangsa Palestina tidak mendapatkan apa pun. Juru runding Palestina tidak mengambil pelajaran dan tidak mengambil ibrah darinya.”
Badi menegaskan bahwa perlawanan merupakan satu-satunya solusi di hadapan arogansi dan kedzaliman Israel Amerika. Cukuplah bahwa bangsa-bangsa Arab dan Islam berdiri di belakang perlawanan, membantu dan mendukungnya. Dan semua bangsa menyadari dengan baik, siapa yang melakukan perlawanan dan siapa yang menjual persoalan dan menawarnya.
Dalam ungkapan lain, Mursyid Ikhwan memprediksi keruntuhan Amerika seperti runtuhnya Uni Soviet. Beliau menyatakan, “Jika Uni Soviet telah jatuh dengan cara dramatis. Maka sebab-sebab keruntuhan Amerika lebih kuat dibandingan dengan sebab yang menghancurkan kekaisaran Soviet. Sebab, umat yang tidak peduli terhadap keutamaan akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan tidak mungkin mampu memimpin manusia. Harta yang dimilikinya tidak berarti jika telah datang ketetapan Allah, sebagaimna yang pernah terjadi pada bangsa-bangsa terdahulu.” (qm/pip)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: