dakwatuna.com – Kuala Lumpur. Pencarian Pesawat Malaysia Airlines MH370 kembali diperluas ke sebuah lembah di Kyrgyzstan. Lokasi tersebut disaran oleh seorang ilmuwan asal Selandia Baru Duncan Steel yang bekerja sama dengan National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Steel menganggap kemungkinan besar pesawat berakhir lebih jauh ke selatan dari area pencarian saat ini di Samudera Hindia.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Asia Tenggara Bernama hari ini , Mr Steel menyarankan perlu adanya pertimbangan pencarian di wilayah utara dari jalur penerbangan.
“Seseorang harus pergi dan melihat di lokasi kecelakaan di Kyrgyzstan yang sebelumnya segumpal asap dilaporkan terlihat pada saat hari dimana kapal MH370 jatuh,” tuturnya seperti dikutip Daily Mail, Selasa (3/6/2014).
Sebelumnya, Steel memuji pekerjaan dari perusahaan telekomunikasi satelit asal Inggris, Inmarsat.
Pujian itu muncul karena Inmarsat mampu menarik keluar data dan menganalisanya. Namun hal tersebut tidak membuat Steel yakin begitu saja. Hal ini dipicu karena dia tidak diberikan informasi penting tentang komposisi Burst Frekuensi Offset (BFOs) dan pemodelan yang dilakukan Inmarsat.
Pencarian MH370 masih terus dilakukan meskipun sudah memakan waktu sekira tiga bulan. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda pencarian tersebut memberikan hasil yang diharapkan. (okezone/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: