dakwatuna.com
Maafkan aku Ibu
Yang terlalu manja
Memaksakan keinginanku
Tanpa tahu yang engkau rasa
Maafkan aku Ibu
Yang terlalu nakal
Sering permintaanmu
kuabai bahkan kutinggal
Bak mentari pepagian
Engkau selalu yakin
Membingkai harapan
Pada diriku yang miskin
Tolong Ibu katakan
Buah hati seperti apa
Yang tiada kemampuan
Tapi berharap surga
Tolong jelaskan Ibu sayang
Dengan kebeningan hati
Sudahkah aku layak menyandang
Gelar anak sholeh yang berbakti
Astahgfirullahal’azhim
Diriku yang zholim
Maukah kamu kuberitahu
Kamu tak layak di jasadku
Diriku yang manja
Kurasa kamu sudah tidak berhak
Membuat diriku raja
Memaksakan semua kehendak
Wahai nakal dalam diri
Maukah kukabari sesuatu
Saatnya lebih berbenah diri
Meninggalkan rongsokan masa lalu
Bahkan detik yang terlampaui
kamu bukan lagi hak milikku
Ya Rabbal ‘Izzati
Aku sangat bersyukur
Terlahir ke dunia ini
Mengenal indahnya ciptaanMu
Menguatkan keyakinanku pada-Mu
Ya Rahman Ya Rahim
Engkau begitu penuh kasih sayang
Engkau titipkan aku
Di pangkuan hangat seorang Ibu
Lembut hatinya
Kuat pundaknya
Tak terbalas Jasanya
Ibu begitulah sebutannya
Semakin aku dewasa
Aku semakin sadar
Sepanjang masa
Engkaulah Ibu terbaik dan tertegar
Di tengah banyak kesibukan
Engkau selalu perhatikan anakmu
Selalu disiplin dalam amalan
Semangat tanpa kenal lelah jemu
Di pagi hari sebelum bekerja
Engkau sempatkan shalat Dhuha
Di sisa keletihan engkau bangun
Mendirikan shalat malam
Pada sepertiga malam akhir
Aku sangat bangga Ibu
Punya malaikat kecil sepertimu
Aku akan menjagamu
Dengan segenap kekokohan jiwa ragaku
Engkaulah madrasah terbaik bagiku
—
Kado Istimewa di Hari Ibu Teruntuk Ibu Tercinta
Kairo, 22 Desember 2012
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: