dakwatuna.com
Matahari telah terbit bersinar di ufuk timur
Menyinari tubuh letih nan lelahku
Terpapar dunia tiada henti
Menunggu panggilan pulang untuk berhenti
Sekejap pandangan terkaburkan lamunan
Membawaku menjelajah fakta berhamburan
Tentang sesuatu yang semakin tak karuan
Yang mengusik jiwa dengan rintihan
Duniaku kini semakin lelah
Karena kebenaran yang kian punah
Karena kebohongan kian berbuah
Menutupi kebenaran kian parah
Sesekali ia berguncang tanda rintihan
Mengirim gelombang tanda kegelisahan
Bersama tanah, air, dan angin beriringan
Berusaha menyentuh jiwa yang masih kini tertelan
Cukuplah sudah wahai penjelajah bumi
Usiamu kian lama kian terkurangi
Semakinlah kian dekat maut mengintai
Semakinlah kian dekat untuk dihakimi
Kembalilah, susurilah jalan pulang
Kumpulkanlah bekal untuk pulang
Bersihkan dirimu sebelum pulang
Karena pasti dirimu akan pulang
Bukalah tirai kebohongan itu
Agar kebenaran tersingkap selalu
Meskipun taruhannya jiwamu
Karena itu perintah Tuhanmu
Percayalah, lelahmu adalah sinarmu
Yang menyinarimu dalam gelapnya kuburmu
Menunggu dalam kenikmatan Tuhanmu
Tuhanmu yang tak akan pernah mengecewakanmu
(dakwatuna/hdn)