Dilansir dari Aljazeera, Ahad (27/01/2019), Nasrallah juga menyebut tindakan Israel di perbatasan dengan Lebanon mencermikan ketakutan mendalam entitas Zionis itu. Sebaliknya, ia menegaskan hanya akan melakukan operasi balasan jika benar-benar merasa terancam
Terkait terowongan itu, Nasrallah mengaku enggan untuk berkomentar lebih dalam. Selain itu ia juga membantas informasi yang menyebut dirinya menderita penyakit parah. Menurutnya, informasi itu tak ubahnya sebagai hoaks.
Diketahui, beberapa waktu lalu Israel berhasil menemukan terowongan milik Hizbullah Syiah Lebanon di perbatasan. Sontak, terowongan-terowongan itu pun segera dihancurkan.
Operasi penghancuran terowongan itu diluncurkan pada 4 Desember 2019. Dua pekan lalu, Jubir Militer Israel menyebut pihaknya berhasil menghancurkan 6 terowongan, yang menembus puluhan meter ke wilayah Israel dengan kedalaman mencapai 55 meter.
Sejauh ini, Israel menganggap kelompok Hizbullah Syiah Lebanon sebagai ancaman utama terhadap eksistensinya. Itulah sebab Israel menentang keras adanya milisi Hizbullah di Suriah, di samping dengan militer Iran. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: