Dalam jumpa persnya di Ankara, Graham menganjurkan kepada pemerintah negaranya untuk bertindak soal YPG sesuai restu dari Turki. Ia juga menyebut penarikan pasukan tanpa strategi justru akan menimbulkan kekacauan di Suriah.
Graham bahkan mengingatkan Presiden AS Donald Trump untuk tidak mengulangi kesalahan yang dibuat pendahulunya, Barack Obama. Tahun 2011 silam, imbuhnya, Obama memutuskan untuk menarik pasukan dari Irak, namun justru menimbulkan kekacauan dengan munculnya kelompok teroris ISIS.
“Kesalahan strategi dalam penarikan pasukan hanya akan memberi keuntungan besar bagi Iran, sementara pihak yang dirugikan adalah Turki,” imbuhnya seperti dikutip dari Aljazeera, (19/01/2019).
Diketahui, Turki dan AS berselisih terkait kelompok militan kurdi YPG di Suriah. Washington menganggap kelompok itu sebagai sekutu dalam memerangi ISIS. Sementara Ankara menyebut YPG sama dengan PKK yang selama ini terus melakukan teror terhadap Turki. (whc/dakwatuna)