“Dialog nyata membutuhkan status yang sama dan saling menghormati antara kedua belah pihak, serta mengidentifikasi beragam sumber pengetahuan dan kebijaksanaan,” kata Zarif seperti dikutip dari CNN Arabic, Jumat (11/01/2019).
Hal itu disampaikannya saat mengahadiri Pertemuan Dialog Internasional Riceia. Dalam acara tersebut, ia menyebut kawasan saat ini lebih memerlukan kekuatan bersama daripada hegemoni satu pihak.
“Stabilitas politik, negara dan regional serta mengedepankan aspirasi publik adalah sumber kekuatan serta legitimasi keamanan dan kebahagiaan. “Koordinasi antara identitas nasional dan kewarganegaraan regional dari pilar lain penting untuk mencapai kawasan yang kuat,” jelasnya. (whc/dakwatuna)