Tensi ketegangan kedua pihak kembali dipicu oleh keputusan Tel Aviv yang meluncurkan operasi ‘Northern Shield’ pekan lalu. Operasi itu bertujuan untuk menghancurkan seluruh terowongan milik Hizbullah Syiah di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
“Tidak ada satu jengkal pun di wilayah penjajah itu yang tidak terjangkau rudal-rudal Hizbullah Syiah,” kata Komandan kedua grup tersebut, Sheikh Naem Qassem seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (11/12/2018).
Selain itu, Qassem juga mengomentari perjalanan perang di Suriah. Diketahui, kelompok itu juga turut menjadi salah satu sekutu bagi rezim penguasa di Suriah, Bashar al-Assad bersama-sama dengan Iran dan Rusia.
Ketegangan antara Tel Aviv dan Beirut meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu memperingatkan Israel tidak akan membiarkan Hizbullah Syiah dan Iran lolos dalam dugaan penempatan rudal presisi di
Lebanon, termasuk di sekitar bandara internasional Beirut.
Pekan lalu, Hizbullah Syiah juga mempublikasikan sebuah video propaganda yang memperingatkan Israel terhadap peluncuran rudal dari Lebanon di tengah serangan Israel yang diduga gagal di Suriah. (whc/dakwatuna)