Dilansir dari Anadolu Arabic, Sabtu (08/12/2018), hal itu disampaikan Tillerson saat wawancara dengan Channel CNN beberapa waktu lalu. Sebelum menjadi Menlu, Tillerson adalah pimpinan ExxonMobil, sebuah perusahaan penghasil dan pengecer minyak asal AS.
“Hal yang sulit bagi saya adalah saat meninggalkan ExxonMobil yang mengharuskan fokus tinggi, untuk bekerja dengan seorang yang tidak terkontrol, tidak suka membaca, tidak membaca laporan, tidak menyukai detail, dan hanya mengatakan: ini yang saya yakini,” kata Tillerson menggambarkan sosok mantan bosnya yang tak lain adalah Presiden AS itu.
Selain itu, Tillerson juga mengungkap seringnya berseberangan dengan Trump. Perbedaan itu, menurutnya, berawal dari ketidakpahaman Trump pada aturan hukum yang berlaku.
“Saya pernah berkata padanya: ‘Tuan Presiden, saya paham apa yang Anda inginkan, namun Anda tidak bisa melakukan itu karena akan melanggar aturan’,” terang Tillerson.
Namun, imbuh Tillerson, keterangan itu tidak digubris dan Trump tetap melakukan hal yang ia inginkan meskipun melanggar aturan. (whc/dakwatuna)