Dalam artikel Bloomberg itu dikatakan, dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) pada pembunuhan Khashoggi semakin kuat. Hal itu tercermin dari pernyataan dan pengakuan resmi Saudi yang terus berubah-ubah.
Selain itu, plin-plannya Saudi juga menimbulkan pertanyaan apakah MBS adalah orang yang tepat untuk menggantikan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud memimpin Saudi atau tidak.
Terkait boikot Qatar, disebutkan bahwa AS sebenarnya sudah mendesak Riyadh untuk segera mengakhirinya. Bahkan Washington secara berulangkali menegaskan bahwa Doha merupakan mitra strategis dalam berbagai bidang.
Sementara Perang Yaman menjadi dilema tersendiri bagi Washington. Konflik di negara itu telah menyeret Saudi untuk ikut dan berambisi memberantas milisi Hutsi, namun di sisi lain hal itu menimbulkan krisis kemanusiaan terbesar saat ini. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: