Banyak yang menilai, aksi Erdogan keluar dari aula sebagai imbas dari ketegangan hubungan Ankara-Washington baru-baru ini.
Selama Trump berpidato, Erdogan berdiri bersama seluruh rombongan, termasuk penjaga keamanan dan meninggalkan ruangan. 84 Kepala Negara dan 44 Kepala Pemerintahan melihat aksi Erdogan tersebut sebagai bentuk protes, menurut media Turki.
“Dalam dua tahun memimpin, aku telah mencapai lebih banyak kesuksesan daripada hampir semua pemerintahan yang ada di Amerika Serikat,” kata Trump ketika Erdogan keluar.
Klarifikasi Reporter Turki
Namun koresponden surat kabar asal Turki, Sabah, Ragip Soilu segera mengklarifikasi keluarnya Erdogan saat Trump berpidato tersebut. Menurutnya, itu bukan bentuk protes melainkan untuk persiapan, mengingat Erdogan akan berpidato setelah Trump.
“Fakta bahwa Erdogan meninggalkan ruangan pertemuan saat Trump berpidato itu tidak benar. Ia hanya berpindah ke ruangan lain, karena rencananya akan berpidato setelah Trump,” tulis Soilu di Twitter.
Tahun ini, debat politik dalam sidang Majelis Umum tingkat tinggi selama sepekan diadakan dari 25 September hingga 1 Oktober. Para pemimpin dari 196 negara, termasuk kepala negara dan pemerintah, turut ambil bagian. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: