“Kami akan terus berdiri di samping Palestina serta membela status historis dan konstitusional Al-Quds, kiblat pertama kami, meskipun seluruh dunia berpaling dari Palestina,” kata Erdogan, dikutip dari Aljazeera.net.
Menurut Erdogan, pihak yang bungkam atas penindasan dan pengurangan bantuan kepada Palestina “hanya akan mendorong penindas (untuk lebih berani)”.
Lebih lanjut, Presiden Turki itu juga kembali menyuarakan reformasi dalam tubuh Dewan Keamanan PBB. Menurutnya, hal itu bertujuan menyusun tatanan dunia yang mampu membantu kelompok tertindas, dan memenuhi kebutuhan kaum miskin dan kelaparan.
“Dunia ini lebih besar dari lima (negara),” tegasnya, sebagai isyarat kepada lima negara anggota tetap DK PBB yang juga pemegang hak veto.
Konflik Suriah
Terkait Suriah, Erdogan menyebut negaranya menantikan dukungan lebih besar untuk mencegah eksodus besar-besaran pengungsi ke dunia, terutama Eropa.
Ia mencatat, Turki telah menggelontorkan dana sebesar 32 miliar dolar untuk pengungsi Suriah. Sementara lembaga-lembaga internasional hanya memberikan bantuan senilai 600 juta dolar saja.
Erdogan juga menyinggung kesepakatan Turki-Rusia yang dicapai tanggal 17 September lalu. Menurutnya, kesepakatan itu berhasil mencegah serangan berdarah ke provinsi Idlib di Suriah. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: